Surabaya, Respublika – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan agar waspada terhadap El Nino di Indonesia. Fenomena El Nino ini berpotensi menimbulkan kekeringan di sejumlah wilayah.
Dampak El Nino di Indonesia umumnya terasa kuat pada musim kemarau, yaitu pada bulan-bulan Juli – Agustus – September – Oktober. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan kewaspadaan pada bulan-bulan tersebut.
Terlebih lagi, ada banyak wilayah di Indonesia yang akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan-bulan tersebut.
Berdasarkan prediksi curah hujan bulanan BMKG, beberapa wilayah di Indonesia akan mengalami curah hujan bulanan dengan kategori rendah (0 – 100 mm/bulan), akibat El Nino. Hal itu terjadi utamanya pada bulan Agustus – September – Oktober.
Daerah-daerah itu meliputi Sumatera bagian tengah hingga selatan , Pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, Sebagian besar Sulawesi, Sebagian Maluku Utara, Sebagian Maluku dan Papua bagian selatan.
Wakil Walikota Surabaya, Armuji mengajak agar warga surabaya juga mengoptimalkan urban farming dan budiaya tanaman pangan.
” Di halaman rumah saya juga kami budidayakan tanaman pangan , sayuran hingga buah – buahan diantaranya singkong , labu , nangka serta,” ujar Armuji kepada wartawan di Surabaya, Senin (21/08/2023).
Diketahui total luas lahan pertanian yang ada di Surabaya Tahun 2021 sebesar 6.234,6 ha dibedakan berdasarkan jenis peruntukan tanamannya.
Lahan tanaman pangan di tahun 2021 petani Surabaya telah memanen 1291 ha dengan total produksi 8238,35 ton, dengan rincian tanaman padi 1241,80 ha; produksi 8076, 13 ton;
tanaman jagung 49,20 ha ; produksi 162,22 ton.
Total luas panen untuk tanaman sayuran tahun 2021 tercatat sebesar 311,50 ha dengan total produksi 806,46 ton.
” Kita harus wujudkan berdikari dalam urusan pangan, optimalkan lahan – lahan yang ada di sekitar kita untuk ditanami tanaman pangan. Masyarakat harus berpartisipasi dalam gerakan ini,” pungkas Armuji. (trs)