Surabaya, respublikanews – Bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo mengungkap sejumlah fakta tentang krisis pangan pada Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IV PDIP.
Ganjar juga membedah penyebab yang memicu krisis pangan dunia. Mereka pun menggagas sejumlah hal untuk mengatasinya.
Salah satu poin pidato Ganjar adalah soal keberlangsungan lahan-lahan subur. Dia menyoroti penyusutan 650 ribu hektare sawah setiap tahun.
“Biarkan sawah kita tetap menjadi sawah, biarkan embung tetap menjadi embung yang akan memenuhi kebutuhan air, dan biarkan laut itu hidup dan menjadi tempat ikan-ikan berenang karena itu akan menjadi sumber pangan kita juga,” ujar Ganjar.
Ganjar ingin tak ada penyeragaman pangan dari Sabang sampai Merauke. Menurutnya, biarkan makanan pokok di setiap daerah berbeda-beda.
Dia menyebut diversifikasi pangan menjadi kunci menghadapi krisis. Ganjar menyebut Indonesia punya sumber pangan variatif.
“Biarkan yang makan papeda tetap makan papeda. Biarkan yang makan tiwul tetap makan tiwul, dan yang makan beras juga makan beras,” ucapnya.
Wakil Walikota Surabaya Armuji yang juga mengikuti Rapat Kerja Nasional PDI Perjuangan ke – 4 dengan tema kedaulatan Pangan untuk kesejahteraan Rakyat Indonesia menyampaikan Ganjar Pranowo menguasai detil strategi wujudkan kedaulatan pangan.
” Tidak hanya bicara skema besarnya, Mas Ganjar Pranowo menguasai hal teknis dan detilnya, sehingga kami optipmistis visi kedaulatan pangan adalah kunci indonesia maju,” ujar Armuji, Minggu (01/10//2023).
Selain itu dirinya menilai bahwa mewujudkan kedaulatan pangan juga merupakan membangun mindset dan riset terkait teknologi pangan . Indonesia memiliki kenakeragaman kekayaan sumber daya alam yang bisa diolah menjadi sumber makanan.
“ Kalau makan papeda , tiwul , gaplek itu karena bahan baku yang banyak di wilayah tersebut . Jangan dikira makanan kuno atau tertinggal , justru ketahanan pangan akan terwujud berdasar kearifan lokal”, tegas Cak Ji yang merupakan kader senior PDI Perjuangan
Ia juga menekankan yang terpenting adalah ketersediaan bahan pangan dan kandungan gizinya bagi rakyat. Cak ji juga menyebutkan bahwa Bung Karno juga mewariskan buku masakan “Mustika Rasa” lengkap dari seluruh penjuru Nusantara untuk panduan memasak makanan tradisional lengkap dengan kandungan gizinya. (trs)