Surabaya, respublikanews – Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya siap support penataan kawasan wisata kota tua di Surabaya Utara.
Rencananya, nama yang diusung untuk kawasan kota tua adalah ‘Suroboyo Kutho Lawas’. Nantinya, akan ada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) aneka olahan kopi yang berjajar di sepanjang Jalan Karet.
Tujuan dari penataan itu,
adalah untuk meningkatkan daya tarik wisata lokal dan perekonomian di Kota Pahlawan.
Sebelumnya setelah sukses menyulap kawasan Tunjungan menjadi Tunjungan Romansa, dan Balai Pemuda menjadi Alun-Alun Suroboyo, kini Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi merambah ke kawasan Jalan Karet, Jembatan Merah, dan sekitarnya untuk dijadikan tempat wisata kota tua.
“Saya menargetkan, sebelum 31 Desember sudah harus jadi. Karena nanti Jalan Karet dan sekitarnya itu rencananya mau dibuat paving (mau saya paving),” kata Wali Kota Eri di ruang kerjanya, Jumat pekan lalu (22/9/2023).
Dikonfirmasi terkait penataan kawasan kota tua, Kepala Bidang (Kabid) Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Kota Surabaya, Iman Kristian mengatakan, penataan wisata kota tua di wilayah Surabaya Utara sudah satu paket dengan penataan di kawasan Kembang Jepun Kya-Kya.
“ Yang kota tua di Kya-Kya dan Jalan Rajawali sudah kita tata sejak tahun lalu, dan kondisinya masih bagus. Nanti kita kembangkan penataan yang lain yang ada di kota tua di Surabaya Utara,” ujar Iman Krestian di Surabaya, Senin (02/10/2023).
Ia menjelaskan, penataan kota tua di wilayah Surabaya Utara melibatkan semua dinas, namun leading sector nya ada di Disporapar (Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata) Kota Surabaya. “ DPRKPP hanya back up saja,” terang Iman.
Dirinya menerangkan, untuk mempercantik bangunan-bangunan tua itu juga nanti dilakukan oleh Disbudporapar Surabaya, yang akan melakukan sosialisasi bersama Kecamatan dan Kelurahan ke warga yang memiliki persil jika bangunannya akan di cat misalnya.
“ Sama seperti penataan Kya-Kya itu kan warga yang percantik bangunannya,” terang Iman Krestian.
Ia kembali menjelaskan, DPRKPP Kota Surabaya dalam penataan kota tua hanya supporting saja. Misalnya, kontennya seperti apa kan percuma kita tata kota lama tapi tidak ada historisnya.
Jadi, jelas Iman Krestian, kita ingin ada historisnya seperti di Kya-Kya ada shelter Arab, shelter Madura, pengembangan jalan Karet nanti seperti apa karena kita lihat sebelumnya klenteng-klenteng sudah dibenahi, jadi historinya mau seperti apa.
Karena Pak Eri Cahyadi, kata Iman Krestian, mengusulkan penataan wisata kali mas juga, dan rute perahu wisata ini kan hanya sampai sungai Peneleh.
“ Tapi antara Peneleh dengan kawasan kota lama di JMP dan Kya-Kya jaraknya masih jauh, jadi nanti dipisah ada wisata Peneleh sendiri, wisata kota lama Kya-Kya sendiri ini yang masih kita godok bersama Disporapar,” jelasnya.
Iman Krestian kembali mengatakan, kita masih menunggu konsepnya dari Disporapar Surabaya misalnya konsep wisata perahu, jadi kita tata sungainya. Begitu juga wisata jalan-jalan di kota tua dengan becak, kita akan atur agar pengunjung nyaman saat naik becak.
Saat ditanya target selesai penataan kota tua Surabaya Utara, Iman mengatakan, pas 10 November mulai bergerak penataannya.
“ Membangun suatu area itu kan ga mudah, semua dilakukan secara bertahap seperti di Jalan Tunjungan itu juga tidak langsung jadi Tunjungan Romansa,” pungkas Iman Krestian. (trs)
(Foto: Dok. Infokom Kota Surabaya)