Surabaya, newrespublika – Dalam gelaran Jatim Talk – Road to East Java Economic (EJAVEC) Forum 2024, Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur (BI) Jatim mengajak seluruh stakeholder untuk terus mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi guna memperkuat ekonomi nasional.
Hal ini terungkap disela forum diskusi Jatim Talk dengan tema “Optimalisasi Sektor Ekonomi Unggulan dan Stabilitas Harga untuk Memperkuat Ketahanan, dan Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur” di Vasa Hotel Surabaya, Selasa (26/03/2024).
Seperti diketahui, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga kembali menyelenggarakan Jatim Talk – Road to East Java Economic (EJAVEC) Forum 2024 dengan tema “Optimalisasi Sektor Ekonomi Unggulan dan Stabilitas Harga untuk Memperkuat Ketahanan dan Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur”.
Seminar ekonomi yang diselenggarakan pada 26 Maret 2024 tersebut dibuka oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim dan dihadiri oleh Ketua ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur, Ketua Departemen Ilmu Ekonomi FEB Unair, perwakilan diplomatik negara sahabat, Kepala Perwakilan OJK Provinsi Jawa Timur, Kepala Kanwil Instansi Vertikal dan OPD di Wilayah Jawa Timur, perbankan, civitas akademika, asosiasi, pelaku usaha, dan media.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea dalam sambutannya menekankan perlunya perumusan strategi kebijakan yang dapat mengoptimalkan ekonomi Jawa Timur untuk mendukung ekonomi nasional yang diprakirakan tetap solid dan meningkat pada 2024.
“ Penguatan sinergi seluruh pemangku kepentingan diperlukan untuk merumuskan strategi dalam mendukung akselerasi kinerja ekonomi Jawa Timur di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut,” ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea di Surabaya, Selasa (26/03/2024).
Ia menjelaskan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mengusung beberapa rekomendasi utama dalam mendukung kinerja perekonomian Jawa Timur tetap solid.
Pertama, jelas Kepala BI Jatim tersebut, penajaman fokus pada pengembangan sektor yang lebih memberikan nilai tambah terhadap ekonomi.
Kedua, penguatan investasi dengan meningkatkan kelembagaan forum investasi.
Ketiga, percepatan infrastruktur dan konektivitas. Keempat, penguatan sisi hulu dan hilirisasi pertanian, serta ke Empat yaitu industri untuk mengurangi nilai impor dan meningkatkan nilai tambah.
“ Kelima, penguatan aspek pembiayaan pembangunan, termasuk dalam mendorong UMKM naik kelas. Keenam, akselerasi digitalisasi sistem pembayaran Jawa Timur, Ketujuh, percepatan belanja daerah,” ungkap Erwin Gunawan Hutapea.
Sejalan dengan rekomendasi tersebut, narasumber seminar, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, M. Noor Nugroho, menyampaikan perlunya mewaspadai sejumlah tantangan global dan domestik serta mengoptimalkan momentum peluang perbaikan ekonomi.
Sementara itu Koordinator Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Rumayya Batubara, menyampaikan bahwa hilirisasi dapat mendorong dan memperkuat diversifikasi ekspor produk manufaktur.
Ditempat yang sama Soni Harsono-Ketua ISEI Cabang Surabaya Koordinator Jawa Timur mengatakan, perekonomian Indonesia diprakirakan meningkat pada 2024, di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut.
Sementara itu, Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia Jawa Timur, Ayu Sri Rahayu, menyampaikan pentingnya perluasan pasar ekspor, di tengah dinamika perekonomian global saat ini.
Sementara Ketua Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Vid Adrison, menekankan pentingnya kebijakan fiskal yang terencana untuk mendukung akselerasi perekonomian nasional tanpa mendorong kenaikan inflasi.
Seminar tersebut juga merupakan bagian dari Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jawa Timur Periode Februari 2024 sekaligus membuka kompetisi karya ilmiah bertaraf nasional, East Java Economic (EJAVEC) Forum 2024. (trs)