Surabaya, newrespublika – Pansus RPJPD atau Rencana Program Jangka Panjang Daerah (20 Tahun) Kota Surabaya menyarankan kepada Pemkot Surabaya agar melakukan sistem jemput bola dalam penataan Kependudukan.
Ketua Komisi C yang juga Pansus Baktiono mengatakan, bicara tentang Rencana Program Jangka Panjang Daerah Kota Surabaya (RPJPD) tadi hearing dengan Dispendukcapil secara program sudah rinci dan detail, mulai saat ini, lima tahun kedepan, sampai tahun 2045.
“ Tapi perlu juga masukan karena perkembangan masyarakat di Surabaya yaitu untuk mendata penduduk kota Surabaya,” ujar Baktiono di Surabaya, Rabu (19/06/2024).
Ia menerangkan, warga kota yang memiliki mobilitas tinggi namun tempat tinggalnya masih alamat lama dan ini perlu dideteksi ini program Dispendukcapil yang cukup bagus.
Akan tetapi, kata Baktiono, untuk mempercepat program pendeteksian dini data kependudukan, Pemkot Surabaya harus jemput bola melibatkan RT/RW turun langsung ke warga.
Misalnya di Rusun, jelas Baktiono, RT/RW, Lurah, dan Camat turun langsung ke penghuni rusun milik Pemkot mendata warga yang tinggal. Karena apa, untuk kepentingan warga sendiri saat butuh sekolah, sakit, bahkan saat pemilu, pileg, dan pilpres jika itu penghun alamatnya dii rusun tapi tidak tinggalnya tidak di rusun maka banyak golputnya alias tidak mencoblos surat suara.
“ Karena warga tersebut enggan mencoblos di tempat baru, juga enggan mencoblos di tempat yang lama,” tegas Baktiono yang kembali terpilih menjadi anggota dewan dengan suara terbanyak hasil pemilu bulan Februari 2024 yang lalu.
Ia kembali mengatakan, program Dispendukcapil Kota Surabaya soal akte kelahiran itu sudah luar biasa bagusnya. Contohnya, Dispendukcapil sudah bekerjasama dengan seluruh rumah sakit yang ada di Surabaya, baik rumah sakit swasta maupun milik pemerintah.
Mereka yang lahir di sana, terang Baktiono, secara gratis anak yang lahir sebagai warga Surabaya langsung diberi identitas. Dan program ini kita harap berlangsung sampai tahun 2045.
Program lain yang dimiliki Dispendukcapil Surabaya, tambah Baktiono, soal e-KTP. Dimana kedepannya warga bisa membuat dan mencetak e-KTP sendiri tanpa harus ke Kelurahan maupun Kecamatan.
“ Terpenting datanya lengkap, jadi kalau tidak lengkap datanya secara otomatis sistem menolak pembuatan e-KTP. Jadi secara general program kependudukan Pemkot Surabaya penuh inovatif dan kreatif,” pungkasnya. (trs)