Surabaya, newrespublika – Pemilihan Presiden dan wapres dan Caleg sudah berlalu. Namun dinamika politik tetap berkembang pesat menjelang pelaksanan Pilkada 2024 di sejumlah daerah.
Dan peran perusahaan riset dan consulting sangat diperlukan sebagai pegangan sebelum menentukan arah kebijakan yang dilakukan pemerintah, instansi, partai politik ataupun untuk personal branding.
Saat ini di Indonesia sudah hadir ratusan perusahaan riset dan consulting asli Indonesia ataupun perusahaan multinasiona. Meski demikian tidak menutup peluang hadirnya perusahaan research dan consulting baru yang hadir dengan segmen pasar spesifik.
Adalah Sygma Research And Consulting, perusahaan riset dan konsultan dari Suraabya yang baru saja melakukan soft launching sekaligus bedah buku “Dramaturgi Politik Elektoral “ karya Dr (can) Abdus Sair, S.Sos,M.SI di Kantor PWI Jatim Senin 26 Agustus 2024.
Direktur Sygma Research And Consulting, Musonif Afandi mengatakan Sygma salah satu lembaga kajian isu sosial budaya, politik, keamanan dan sejenisnya yang berbasis pada riset. Sygma didirikan dalam rangka memberikan kontribusi kepada situasi yang terjadi saat ini.
“Diantaranya kepada para calon kandidat untuk memberikan konsultasi dan masukan kepada para paslon, partai dan institusi. Demokrasi saat ini sedang dalam degradasi dan Sygma ingin menberikan masukan,” jelas Musonif kepada wartawan di Aula PWI Jatim Surabaya, Senin (25/08/24).
Musonif menjelaskan, masyarakat pada umumnya kurang akses informasi sehingga banyak yang tidak paham dengan kenyataan sebenarnya. Tujuan lain agar demokrasi sesuai dengan tujuan terbentuknya negara, tidak dikuasai segelintir orang saja.
“Perlu gambaran dan kajian ilmiah dan mencari rumusan agar ke depan Indonesia menjadi lebih baik dengan berpegang pada moral demokrasi. Bentuknya dalam bentuk survey research akan menjadi data yang objektif untuk lembaga di daerah dan institusi.” jelasnya.
Musonif menegaskan, justru saat ini waktu tepat dan tidak ada kata terlambat dengan menyajikan data dan fakta hasil research memperbaiki apa yang salah dengan demokrasi saat ini.
Ken Bimo Sultoni, peneliti utama Sygma Research And Consulting menambahkan hadirnya Sygma momentum yang pas hadir dengan memberikan edukasi menjaga objektifitas informasi yang riil. Sygma hadir dengan main research politik, research sosial, keamanan termasuk personal branding.
“Sygma didukung 4 peneliti muda, dan 3 peneliti utama ditambah beberapa SDM yang memadai sebagai sebuah lembaga research siap bersaing dengan yang sudah hadir lebih dulu. Target awal fokus di Jatim dan pulau Jawa baru dikembangkan ke luar,” jelas Ken.
Tidak hanya itu jelas Ken Sygma melakukan pendekatan dengan paslon dengan penyajian data yang valid dan terukur. Juga mendekati kelompok kaum muda, aktivis, bagaimana mengemas aspirasi. Tidak hanya turun ke jalan karena sudah tidak relevan.
“Gerakan aksi massa yg lahir mendadak tidak memberikan daya tampar terhadap berbagai isu dan kelompok marginal seperti buruh, tani dan masyarakat pedesaan,” jelasnya.
Diakui Ken kompetisi perusahaan riset dan konsultan saat ini sangat ketat. Di Jatim saja jumlahnya bisa puluhan bahkan ratusan. Namun dengan konsep yang diusung sygma, tetap optimistis akan bisa bersaing karena pasarnya masih terbuka luas.
“Metodologi yang kita pakai standar kuantitatif dan kualitatif atau mixed dari keduanya. Dan Pilkada serentak serta demokrasi yang saat ini sedang dinamis menjadi momentum bagi Sygma untuk hadir dan memberikan kontribusi masukan dan solusi berbasis data.” pungkas Ken Bimo. (trs)