GAS Kritisi Taman-Taman di Surabaya yang Tidak Terawat

GAS Kritisi Taman-Taman di Surabaya yang Tidak Terawat

Surabaya, newrespublika – Taman-Taman di Surabaya yang tidak terawat dengan baik menjadi atensi dari Gerakan Aspirasi Surabaya (GAS) untuk mengkritisi Pemkot Surabaya.

GAS menyikapi keberadaan taman-taman dan tempat-tempat wisata di Kota Surabaya. Mereka juga menyikapi lokasi parkir dan keberadaan juru parkir liar yang seakan terjadi pembiaran oleh Dishub.

Ketua GAS, Samsudin mengatakan, bahwa pihaknya mengamati taman-taman yang ada di Kota Surabaya banyak tak terurus. Bahkan banyak tanaman mengering. Untuk itu pihaknya meminta agar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) bisa secepatnya melakukan tindakan untuk menyelamatkan paru-paru kota ini.

“Alhamdulillah tadi kita difasilitasi oleh Bakesbangpol Kota Surabaya dan ditemui oleh Sekretaris Dishub, Kepala DLH dan Sekdisnya dan Kabid Ruang Terbuka Hijau. Kami menyampaikan berbagai masukan untuk segera mungkin ditindak lanjuti oleh dinas terkait,” ujarnya, Jum’at (15/11/2024) di Surabaya.

Ia menjelaskan bahwa fasilitas umum di beberapa taman dan area wisata outdoor. Diantaranya adalah toilet. Pihaknya menemukan banyak lokasi yang tak tersedia toilet .

“Kalaupun ada, toiletnya kotor dan tak terawat. Untuk itu kami harap ada perbaikan. Nah yang belum ada toiletnya bisa dibangun toilet disitu,” terangnya.

Samsudin menyebutkan bahwa sebelumnya, GAS berencana melalukan aksi untuk perbaikan dan perawatan taman serta beberapa lokasi wisata. Namun pihaknya menyadari bahwa demi menjaga kondusifitas Kota Surabaya pihaknya menyetujui saat Bakesbangpol memfasilitasi untuk bertemu dengan dinas terkait.

Sementara, Zahdi selaku juru bicara GAS menambahkan bahwa pihaknya juga mendesak Dishub Kota Surabaya untuk menertibkan jukir liar dan menertibkan kendaraan yang parkir seenaknya.

“Contoh di minimarket seperti Alfa dan Indomart yang jelas-jelas tertulis parkir gratis. Tetapi masih ada jukir liar disitu. Kedua, kami masih melihat mobil dan sepeda motor parkir di sepanjang jalan Tunjungan yang di jadikan jujugan wisata. Ini sungguh merusak estetikanya dan menjadi biang macet,” ungkapnya.

Zahdi berharap agar dishub maupun DLH Kota Surabaya tak hanya menampung apa yang sudah disampaikan. Namun segera menindaklanjuti masukan dari GAS.

“Semoga tidak ditampung saja, apa yang menjadi aspirasi kami. Namun segera ada tidakan konkrit dari DLH dan Dishub Kota Surabaya,” pungkas Zahdi. (trs)