Surabaya, newrespublika – Surabaya menorehkan sejarah bergantinya nama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) menjadi PDI Perjuangan saat Kongres ke 5 PDI di Bali tahun 1998.
Nama PDI Perjuangan, kata Baktiono salah satu saksi peserta Kongres PDI ke 5 di Bali era 98 an, bermula muncul dari kader PDI Kota Surabaya yang militan dalam setiap perjuangan membela demokrasi rakyat yang puluhan tahun di bungkam oleh pemerintah orde baru saat itu.
“ Jadi saya pernah bersama Mas Armuji, Mas Budi Haryono atau Mas Nanang Budi dipercaya menjadi utusan Kongres PDI kelima tahun 1998, di Grand Bali Beach
Sanur Hotel di zaman orde baru,” ujar Baktiono di Surabaya, Jumat (31/01/2025).
Ia menceritakan, saya waktu itu Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang Kota Surabaya PDI Pro Megawati, Mas Armuji Itu Ketua Komisaris Kecamatan Sukolilo, dan Mas Budi Haryono Ketua Komisaris Kecamatan Tegal Sari.
Baktiono mengatakan, jadi terpilih tiga orang dalam pemilihan yang cukup demokratis Ketua Dewan Pimpinan Cabang yang pemilihnya itu mulai komisaris desa, kalau sekarang ranting, sampai komisaris kecamatan, sekarang pengurusan anak cabang.
“ Dan dari Surabaya kami bertiga berangkat ke Bali, dan disanalah ada usulan-usulan dari putusan Kongres PDI ke-5 atau Kongres PDI yang terakhir, yaitu merubah nama dari PDI menjadi PDI Perjuangan,” terang anggota dewan 5 periode ini.
Karena waktu itu gugatan kami, tambah Baktiono, saya juga dipercaya sebagai Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) Kota Surabaya, bersama Alm. Trimulyadi Suryadi Almarhum, Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia Perjuangan Provinsi Jawa Timur, gugatannya ini masih mengambang.
Jadi supaya tidak ada dualisme partai maupun pimpinan, maka putusan Kongres PDI Pro Megawati tadi memberikan tambahan nama Perjuangan, dan merubah logo banteng moncong putih seperti saat ini. “ Ya itu awal sejarahnya PDI Perjuangan,” tutup Baktiono. (trs)