Surabaya, Respublika – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bergerak cepat usai mendengar keluhan penyandang disabilitas, Ricky Septy Andika (30) di media sosial (medsos) yang mengaku belum pernah mendapatkan bantuan sosial (Bansos).
Pemkot melalui Dinas Sosial (Dinsos) bersama sejumlah elemen masyarakat, berkunjung ke rumah tinggal Ricky di Jalan Bentul 7 No 7C, Kelurahan Jagir, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya, Kamis (11/8/2022).
Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin mengungkapkan, pihaknya sudah bertemu dan berdialog langsung dengan Ricky dan keluarganya. Faktanya, ternyata diketahui jika Ricky sudah pernah mendapatkan sejumlah bantuan, termasuk kursi roda serta program permakanan.
“Sebetulnya ada berbagai intervensi yang sudah didapatkan. Salah satunya permakanan. Artinya, setiap hari Ricky mendapatkan bantuan permakanan dari pemkot melalui kelurahan,” kata Anna saat dihubungi Jumat (12/8/2022).
Bahkan, Anna juga menyebutkan, pada saat sebelum pandemi Covid-19, Ricky rutin melakukan terapi ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Selama menjalani terapi itu pemkot juga memfasilitasinya dengan antar jemput ambulance gratis.
“Itu kita fasilitasi ambulance gratis, termasuk yang menggendong itu teman-teman ambulance. Jadi, kita jemput dari rumahnya menuju tempat terapi hingga kembali ke rumahnya juga difasilitasi pemkot,” ujarnya.
Tak hanya itu, sejak bulan Mei 2020 – Juni 2021, Anna mengungkapkan, jika keluarga Ricky telah mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) dari pemerintah pusat. Pada intinya, Ricky yang sebelumnya mengaku di medsos belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah, itu tidak benar.
“Artinya intervensi bantuan itu tidak pernah putus. Bahkan kami juga kemarin menyampaikan kepada ibunya, secara rutin setiap bulan kita akan berikan sembako. Insyaallah kami juga akan rutin memantau kondisi kesehatan Ricky dan keluarganya,” tuturnya.
Meski begitu, kata Anna, Ricky menyampaikan jika masih membutuhkan bantuan kursi roda khusus untuk mobilitas dirinya. Tidak butuh waktu lama, kursi roda khusus permintaan Ricky langsung datang beserta bantuan sembako dari Pemkot Surabaya.
“Karena kursi roda Ricky tidak bisa dipakai, kami diminta Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) untuk memberikan kursi roda khusus. Alhamdulillah, kami ada dan langsung kami serahkan sore hari kemarin,” ungkap dia.
Di sisi lain, Anna juga memastikan, akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP), terkait permintaan Rusunawa yang diinginkan Ricky. “Beliau juga minta rusun. Kami pasti usahakan, kita koordinasikan dengan teman-teman DPRKPP,” ujarnya.
Walaupun Ricky dan Ibundanya selama ini juga tinggal indekos berpindah-pindah lokasi, namun Anna memastikan, keberadaannya tetap akan termonitor oleh Pemkot Surabaya. “Insyaallah itu akan terdata terus oleh pemkot melalui RT/RW, IPSM dan TKSK. Sehingga beliau (Ricky) selalu termonitor,” jelas dia.
Anna mengaku, saat bertemu dengan Ibunda Ricky juga sempat menanyakan bantuan apa yang diharapkan. Saat itu, Anna sempat pula menawarkan bantuan berupa peralatan masak agar dapat digunakan usaha berjualan makanan Ibunda Ricky.
“Melihat kondisi ibunya yang bekerja tidak menentu, sehingga kemarin saya coba tawarkan peralatan masak, karena (Ibunya) suka membuat masakan. Tapi sampai kemarin kita pulang, belum menyampaikan apa yang diinginkan keluarga Ricky,” tambahnya.
Sementara itu, Ricky Septy Andika (30) mengucapkan terima kasih atas perhatian dari semua pihak. Tak lupa, ia juga menyampaikan permohonan maaf atas videonya yang telah beredar di media sosial. Permohonan maaf itu ditujukannya kepada Presiden Joko Widodo, Menteri Sosial Tri Rismaharini, Pemerhati Disabilitas Angkie Yudistia serta Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.
“Terima kasih banyak untuk semua jajaran pemerintahan atas bantuan yang sudah saya terima. Mohon maaf kepada banyak pihak yang sudah saya susahkan atau rugikan, karena apa yang saya unggah di beberapa akun medsos saya,” kata Ricky.
Sebagai diketahui, melalui akun media sosialnya, Ricky Septy Andika menyampaikan jika belum pernah mendapatkan bantuan sama sekali dari pemerintah. Namun setelah dikroscek oleh jajaran Pemkot Surabaya di lapangan, faktanya hal tersebut tidaklah benar. (trs)