Surabaya, Respublika – Moment Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) berdampak pada inflasi bulan Desember 2022 di Jawa Timur.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan mengatakan, Desember 2022 Jatim alami inflasi sebesar 0,60 persen dibanding bulan sebelumnya.
“ Secara Mont to Mont, Jatim alami inflasi 0,60 persen pada Desember 2022,” ujarnya dalam siaran pers Indeks Harga Konsumen (IHK) di kantor BPS Jatim, Senin (02/01/23).
Ia menjelaskan, ada 10 kelompok yang mengakibatkan inflasi dan ada 1 kelompok yang deflasi yaitu, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan.
Dadang menerangkan, inflasi terbesar dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang alami inflasi 1,74 persen dengan andil 0,41 persen inflasi Jatim di bulan Desember 2022.
Kemudian, kata Dadang, disusul dengan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang alami inflasi 0,94 persen dengan andil 0,07 persen.
Sedangkan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, terang Dadang Hardiwan, ini alami inflasi sebesar 0,50 persen dengan andil 0,01 persen.
Sementara untuk kelompok transportasi, tambah Dadang, terjadi inflasi sebesar 0,33 persen dengan andil 0,05 persen.
“Tapi jika dihitung secara kalender 2022, inflasi terbesar di Jatim ada di kelompok transportasi, penyedia makanan dan minuman atau restoran, dan kelompok makanan, minuman, dan tembakau,” terang Dadang.
Dirinya kembali mengatakan, selama tahun 2022 inflasi di Jatim tertinggi di Jember tercatat 7,39 persen, dan inflasi terendah ada di Probolinggo yaitu 5,45 persen.
“ Jadi secara Mont to Mont Jatim alami inflasi 0,60 persen di bulan Desember 2022 karena ada momen Nataru,” pungkasnya. (trs)