Surabaya, Respublika – Rencana Eri Cahyadi Walikota Surabaya merubah wajah taman di Surabaya dari konsep Garden menjadi Park dengan tujuan agar taman bisa menjadi wadah tempat berkumpul nya masyarakat dalam melakukan aktivitas sosial.
Untuk saat ini progres pekerjaan rehabilitasi taman Balaikota Surabaya sudah mencapai 80 persen dan ditarget selesai akhir Januari 2023.
Myrna Augusta Aditya Dewi, Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Pengelolaan Keanekaragaman Hayati Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) kota Surabaya mengatakan, kalau untuk kolam,sangkar burung dan lantai nya ada di cipta karya, karena itu pekerjaan cipta karya. Kalau progres pekerjaan tamannya saat ini sudah 80 persen, soalnya ini rehab bukan bangun baru.
“Tamannya sudah 80 persen taman di dalam ya, didalam itukan ada kotak-kotak dan itu sudah 80 persenan, sekarang tinggal satu atau dua blok lagi. Tapi taman yang pagar kanan kiri itu belum memang. Setelah yang depan selesai kita cicil yang kanan kiri itu loh yang memanjang, “ujar Myrna, waktu dikonfirmasi melalui ponselnya, Jumat (6/1/2023).
Pinginnya sih bulan Januari selesai semua, tambah Myrna, pekerjaan rehab ini sudah mulai sejak Desember 2022 sudah mulai. Itu kita sudah rehab-rehab sebetulnya, karena kan peremajaan tanaman. Prinsipnya sebenarnya supaya bangunan yang ada didalam itu, kan bangunan kolonial ya, arsitekturalnya bisa kelihatan dari luar lebih kelihatan cantik.
“Terus semua ornamennya kayak bangku, lampu tanamannya kita sesuaikansesuaikan supaya tidak terlalu rimbun. Orang juga bisa kesana, ada wahana yang bisa dilihat tidak cuma tanaman, makanya terus ditambahkan kolam, sangkar burung, kayak gitu.” terangnya.
Perihal kendala pekerjaan, dia menjelaskan, kendalanya karena baru awal tahun ya, jadi stok tanamannya masih minim, makanya kita agak percepatan juga untuk mendatangkan tanaman, insha Allah untuk kendala lain tidak ada. Untuk jenis tanaman yang akan ditanam kita belum ngitung.
“Tapi, kita perbarui jenisnya, kayak pisang pisangan yang terlalu tinggi dan rimbun kita ganti dengan semak hias, terus beberapa yang perdu-perdunya kayak palm masih kita pertahankan. Ditambahi pucuk merah sama kesukaan bapaknya (Walikota) bonzai, terus kita main disitu,” urainya.
Lebih lanjut Myrna menjelaskan, perintah dari Walikota kita disuruh mainkan semak hiasnya agar lebih berwarna. Jadi ngak cuma hijau, ada hijau, merah, kuning kita main warna warna semak hias itu, terus yang jenis vegetasi pohonnya, bapaknya sudah prepare beberapa itu bonzai dan itu sudah kita datangkan.
“Untuk tanaman bonzai, itu produk lokalan saja, untuk jenisnya ada bonzai dollar, dan bonzai randu,” imbuhnya.
Kalau bisa akhir Januari selesai, karena masih banyak pekerjaan lain yang kita ubah, karena Walikota pelan-pelan ingin merubah wajah taman kita, supaya lebih fresh, lebih kekinian. Dari garden kita rubah jadi park.
“Kalau garden kan hanya tanaman tanaman saja, kita harus menghadirkan aktivitas-aktivitas baru, misalnya ada skate parkir, ada area untuk perpustakaan, dan sosial-sosial tambahan, jadi orang bisa berkumpul disitu ngak cuma melihat tanaman yang hijau-hijau ngak cuma itu. “pungkasnya. (trs)