Surabaya, Respublika – Pertumbuhan investor pasar modal baru di Jawa Timur terus alami pertumbuhan signifikan.
Kepala Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur, Dewi Sriana Rihantyasni mengatakan, perkembangan pertumbuhan SID di Jawa Timur dari tahun ke tahun terus brtumbuh positif, hal tersebut dipengaruhi semakin banyak masyarakat yang melek investasi.
“ Hal ini tidak terlepas dari upaya Bursa Efek Indonesia yang gencar melakukan edukasi investasi di pasar modal,” ujarnya di sela workshop wartawan pasar modal di Kantor Perwakilan BEI Jatim di Jl. Kusuma Bangsa Surabaya, Selasa (24/01/23).
Ia menambahkan, dalam upaya meningkatkan literasi masyarakat di pasar modal, BEI intens melakukan kerjasama dengan berbagai pihak. Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Jawa Timur terus melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi pasar modal.
“Sosialisasi edukasi tentang pendanaan melalui pasar modal telah dilaksanakan di berbagai kota Jawa Timur,diharapkan makin banyak masyarakat di Jawa Timur, yang mengetahui keberadaan dan fungsi lembaga-lembaga keuangan termasuk pasar modal Indonesia dan BEI pada khususnya, sehingga dapat menaikkan tingkat literasi masyarakat,” terang Dewi Sriana.
Dewi Sriana menambahkan, meski secara pertumbuhan SID saham tahun 2022 lalu tidak sebanding dengan tahun 2021 yang mencapai pertumbuhan seratus persen lebih, namun tren positif pertumbuhan SID di Jawa Timur patut dibanggakan.
“Jumlah SID pasar Modal Jatim sampai dengan Desember 2022 sebesar 13 persen lebih dari total sepuluh juta lebih, sedangkan secara YoY kenaikan jumlah SID pasar modal Jatim sebesar tiga puluh enam persen lebih, mendekati kenaikan SID pasar modal nasional, itu semua mencakup SID Saham, SID Reksadana, SID E-Bae dan SID SBN,” tuturnya.
Lebih lanjut Dewi Sriana menerangkan, peran serta Galeri Investasi BEI Jawa Timur merupakan pusat edukasi bagi masyarakat, mahasiswa dan pelajar untuk bisa mengenal pasar modal secara lebih mendalam.
Dirinya kembali mengatakan, bahkan tahun 2023 ini tugas BEI sesuai tema dan sasaran OJK adalah memperkuat ketahanan financial melalui peningkatan literasi keuangan yang inklusif, dengan beberapa sub tema salah satunya yaitu menginisiasi masyarakat desa yang cakap keuangan antara lain dengan edukasi bagi perangkat desa, disamping meningkatkan penggunaan media digital.
“Dari sepuluh sasaran prioritas kegiatan edukasi keuangan, tahun 2023 ini kami mendapat rekomendasi empat sasaran prioritas yakni pelaku UMKM, Masyarakat daerah 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar), penyandang disabilitas dan pelajar atau santri,” pungkasnya. (trs)