Surabaya, Respublika – Ketua DPD Partai Golkar Surabaya, Arif Fathoni menekankan pentingnya menghadirkan ‘Politik Gembira’ saat Pemilu 2024.
“ Pemilu 2024, sudah di depan mata, politik kebencian sejak 2017-2019, yang membelah masyarakat Indonesia harus diakhiri. Karena, hakikatnya Pemilu merupakan pesta demokrasi. Artinya, waktu rakyat berpesta, ini pun hanya 5 tahunan,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin (06/03/23).
Ia menjelaskan, partai politik dan seluruh penyelenggara Pemilu harus menghadirkan kegembiraan di tengah masyarakat. Baik kegembiraan melalui kerja-kerja politik, kemanusiaan maupun imbauan, mengakhiri politik kebencian.
“Yang selama ini melanda Indonesia.” ujar anggota Komisi A DPRD Surabaya itu.
Sehingga, tambah eks aktivis Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokratik (LMND) ini, tidak menimbulkan residu konflik, yang sampai hari ini belum terekonsiliasi dengan baik.
Ini, menurut Fathoni merupakan kewajiban semua pihak, mendorong dan menggenjot partisipasi masyarakat. Untuk menciptakan kualitas demokrasi bangsa ini meningkat. “Ini merupakan kewajiban kita semua.” demikian papar nya.
Arif Fathoni menjabarkan, Partai Golkar dalam kiprahnya, selama ini tidak terjebak pada politik kanan – kiri. Sebab, Golkar merupakan partai tengah dengan ideologi ‘ke karyaan’. “Yakni, kekuasaan yang diraih digunakan sebesar-besarnya. Untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,” katanya.
Maka, tambah Fathoni, bila masyarakat ingin mengakhiri politik kebencian, ke kanan maupun ke kiri, yang dapat menimbulkan risiko konflik luar biasa. “Maka Golkar adalah jawabannya.” tegas politisi muda Partai Golkar ini.
Pasalnya, urai Alumni Ubhara Surabaya tersebut, Golkar memiliki ketua umum, Airlangga Hartarto, selalu memposisikan dirinya, tetap berada di tengah, dengan prestasi membanggakan. Yaitu bisa mengemban amanah Presiden Jokowi (Jokowi), menjaga ekonomi Indonesia. Agar tidak mengalami resesi maupun kontraksi.
“Airlangga Hartarto, merupakan figur tengah yang pas dan ideal untuk bangsa Indonesia dalam pemilu 2024 mendatang,” pungkasnya. (trs)