Surabaya, Respublika – Melalui tema acara Membangun Spirit Gotong Royong, Baitul Muslimin Seluruh Indonesia atau yang akrab disapa BAMUSI Surabaya memperingati Nuzunul Quran 1444 Hijriyah dengan buka bersama dan santunan anak yatim pada Rabu, (12/4/2023) malam di Kantor DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Jl. Setail No.8, Darmo, Kec. Wonokromo, Surabaya.
Segenap tamu undangan seperti Walikota Surabaya, Ketua DPRD Kota Surabaya sekaligus Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Pengurus DPC Struktural BAMUSI Kota Surabaya, Pengurus 31 PAC PDI Perjuangan Kota Surabaya, Rois Syuriyah PCNU Surabaya, dan Ketua PD Muhammadiyah Surabaya beserta wakilnya juga turut menghadiri acara tersebut.
Mengawali sambutannya, Ketua Bamusi kota Surabaya Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am mengajak kader Bamusi bersyukur dan bangga masih bisa bertemu momentum Nuzulul Qur’an di Ramadhan 1444 Hijriyah ini.
“Kita harus bersyukur dan bangga dengan diturunkannya Alquran ini, karena banyak makna yang terkandung di dalamnya. Karena salah satunya konteks implementasi kemanusiaan, yaitu Alquran bisa menyatukan umat manusia,” pungkas Ketua BAMUSI Surabaya, Abdul Ghoni, Rabu (12/04/2023).
Selaras dengan tema, Sekretaris Fraksi PDIP Surabaya juga menjelaskan bahwa sifat gotong royong terdapat di dalamnya Alquran, maka itu dia mengajak segenap stakeholder di Surabaya, saling tolong-menolong, bergotong royong bersama, membangun kota Pahlawan agar menjadi lebih baik lagi, ujar Abdul Ghoni mengakhiri sambutannya.
Sementara Walikota Surabaya, Eri Cahyadi menegaskan Bamusi memberikan warna tersendiri dalam PDI Perjuangan karena berdirinya bamusi dilandasi oleh tokoh agama diantaranya alm. Kh.Hasyim Muzadi dan Prof.H. Said Aqil Sirad dan Prof.Din Syamsudin, jadi PDI Perjuangan adalah “Islam Abangan” yang artinya seragamnya merah tapi hatinya tetap Ahlussunnah Wal Jamaah.
“Sing ngadakno Bamusi (yang mengadakan Bamusi, red), semua ikut dan dibuat contoh. Dimana setiap penjuru, Barat Timur utara atau selatannya kota Surabaya, kalau sudah di gemakan Alsunnah Wal Jamaah, Surabaya pasti adem, gak onok seng gegeran (ndak ada yang bertengkar, red),” ajak Eri Cahyadi dengan gaya suroboyoan-nya.
Eri Cahyadi juga meminta seluruh kader PDI Perjuangan dapat memberikan contoh kerja iklas di masyarakat, tidak untuk mencari pengakuan, tidak untuk mencari jabatan, tapi hanya menjalankan amal dan kebaikan didasari dengan Iman. (trs)