Surabaya, Respublika – Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya, AH. Thony menegaskan, Surabaya sudah leading atau terdepan sebagai smart city dibanding kota lain di Indonesia.
Sebelum stempel kota pintar atau smart city di dengungkan, tambah AH. Thony, Surabaya sudah lebih dulu menjelma menjadi kota pintar atau smart city.
Hal tersebut menyikapi pernyataan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku terkejut karena Surabaya tidak termasuk Smart City atau kota pintar, dalam data Smart City Index (SCI) 2023.
Hanya ada 3 kota di Indonesia yang masuk smart city di daftar itu, yakni Jakarta, Medan, dan Makassar. Sementara total ada 141 kota dari seluruh dunia dalam daftar tersebut.
“ Penilaian Kota Surabaya tidak masuk dalam data Smart City Index (SCI) 2023, bagi kami sedikitpun tidak membuat risau,” ujar AH. Thony di Surabaya, Jumat (26/05/2023).
Ia menjelaskan, smart city Surabaya sudah bertahun-tahun bahkan sudah mendapatkan berbagai penghargaan baik nasional maupun internasional.
Namun perlu ditekankan, kata AH. Thony, penghargaan itu bukan satu target, tapi Yeng lebih penting adalah cita-cita kota agar Surabaya menjadi kota dunia ini yang perlu kita tergerkan.
“Nah jika ada penilaian bahwa Surabaya tidak masuk kategori smart city, kami khawatir publik melihatnya sangat tidak objektif bahkan cenderung sentimentil,” tegas politisi Gerindra Surabaya ini.
Mengapa, tambah AH. Thony, publik sudah mengetahui bahwasanya seluruh layanan publik di Surabaya sudah digitalisasi dengan media aplikasi.
Indikator lainnya, terang AH. Thony, semua tamu dari seluruh Nusantara selalu datang ke Surabaya untuk studi banding dan belajar mengembangkan kota berbasis teknologi informasi dan digitalisasi.
“ Surabaya itu dijadikan kota rujukan sebagai kota maju oleh daerah lain di Indonesia. Nah saya juga heran, parameter apa sehingga Surabaya tidak termasuk Smart City atau kota pintar, dalam data Smart City Index (SCI) 2023,” ungkap AH. Thony.
Ia kembali menjelaskan, semua sektor pembangunan, pendidikan, kesehatan, pelayanan masyarakat, lingkungan, ekonomi di Surabaya sudah lama dilakukan dengan cara teknologi informasi berbasis digital.
Di sektor ekonomi misalnya, jelas AH. Thony, investasi baik dalam negeri maupun investasi asing terus alami pertumbuhan. Ini tidak lain karena faktor perizinan yang mudah yang diberikan Pemkot Surabaya kepada calon investor.
Dengan satu aplikasi, tutur AH. Thony, semua izin berusaha dan berinvestasi di Surabaya cepat keluar.
“ Ini yang membuat pertumbuhan ekonomi Kota Surabaya terus meningkat, bahkan melampaui pertumbuhan ekonomi Provinsi Jatim. Jadi smart city sudah lama dilakukan Pemkot Surabaya,” pungkasnya. (trs)