Surabaya, Respublika – Surabaya Legislator Fraksi PDIP DPRD Surabaya Anas Karno, melakukan ‘Sambung Roso’ yang dikemas acara Halal bi halal dengan para perwakilan paguyuban pedagang Sentra Wisata Kuliner (SWK) se Surabaya.
Acara yang berlangsung di SWK Deles pada Rabu (24/05/2023) sore tersebut, menjadi ajang curhat para pedagang SWK karena sepi pembeli. Terutama SWK yang letaknya di pinggiran kota.
“Istilahnya hidup segan mati tak mau, itulah kondisi SWK. Terutama yang ada dipinggiran kota seperti di Gunung Anyar, Semolo dan diwilayah Surabaya barat,” kata Poniman, Ketua Forum Kerukunan SWK Surabaya (FOKUSWKS).
Menurut Poniman tidak sedikit pedagang di SWK hanya coba-coba, bukan pedagang tulen.
“Mereka ini bukan pedagang asli, hanya coba-coba. Saat tahu sepi pembeli mereka keluar dari SWK. Jadi memang tidak sedikit pedagang keluar masuk di SWK yang sepi,” imbuhnya.
FOKUSWKS mencatat hanya sekitar 15 persen dari jumlah seluruh SWK di Surabaya yang bisa benar-benar dikatakan hidup.
“Jika dihitung SWK yang kondisinya setengah mati di Surabaya barat itu sekitar 7 hingga 8 sentra, untuk Surabaya timur ada 4 sampai 5 sentra, kemudian selatan ada 2 hingga 3 sentra dan untuk yang hidup kebanyakan di Surabaya pusat,” imbuh, Harno Wakil Ketua FOKUSWKS.
Terhadap kondisi tersebut para pedagang berharap peran intensif dari pemerintah kota, supaya keberadaan SWK yang lesu menjadi ramai pembeli.
Sementara itu Anas Karno yang menjabat Wakil Ketua Komisi B tersebut, sependapat dengan harapan para pedagang.
“Tidak disebabkan oleh kondisi bangunan saja, namun juga faktor masih belum adanya pendampingan yang intens dari pemerintah kota,” terangnya.
Tokoh penggerak UMKM tersebut juga mengatakan, untuk membangkitkan SWK yang lesu, perlu ada ikon penggerak.
“Ikon penggerak itu masuknya pelaku usaha kuliner branded ke SWK. Sehingga menarik minat masyarakat, yang tentunya akan berimbas pada UMKM lainnya yang berdagang di SWK,” jelas Anas.
Selain itu, menurut Anas, dinas terkait juga diminta lebih masif berpromosi mengenalkan SWK berikut beragam kulinernya. Harus berani melakukan terobosan- terobosan inovatif dan kolaboratif. Untuk memberdayakan sekitar 1116 pedagang UMKM yang tersebar di SWK agar bisa bersaing.
“Momentum HJKS ke 730 bisa menjadi sarana promosi. Intinya adalah perhatian terhadap keberadaan SWK diperlukan. Dinas terkait harus serius mencari solusi, dengan sinergi dan berkolaborasi baik antar dinas atau pihak lain. Karena SWK ini merupakan aset untuk pemberdayaan UMKM,” pungkasnya. (trs)