Surabaya, newrespublika – Anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Imam Syafi’i memuji sekaligus mengkritik keras RSUD Surabaya Timur yang pada tanggal 18 Desember 2024 akan diresmikan Walikota Eri Cahyadi.
Hal tersebut terungkap saat hearing dengan Dinkes Kota Surabaya, terkait persiapan rencana peresmian RSUD Surabaya Timur di ruang Komisi D, Senin (16/12/2024).
Saat hearing Imam Syafi’i mengatakan, sejak dua periodenya Bu Risma tidak ada rumah sakit baru, ini hanya 3,5 tahun Walikotanya bikin rumah sakit. Jadi kita tahu rumah sakit baru menurut saya ini luar biasa.
“ Hanya saja mengapa harus diberi nama RSUD Eka Candrarini namanya ko genit banget gitu. Sampai-sampai diresmikannya tanggal 18 Desember, saya coba pikir apakah itu hari Ultahnya Pak Eri atau istrinya Bu Rini, oh ternyata bukan ya sudah tidak apa-apa,” ujar Imam Syafi’i di ruang Komisi D, Senin (16/12/2024).
Ia menjelaskan, dari keterangan Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) RSUD Eka Candrarini, drg. Bisukma Kurniawati saat ini sudah ada 10 dokter umum rinciannya dokter spesialis dasar 8, dan dokter bedah 2 Radiologi 1, perawat 117 Bidan sementara 33, dan 2 dokter spesialis anak 2.
Nah, kata politisi Nasdem Surabaya ini, untuk Nakes atau Tenaga Kesehatan RSUD Surabaya Timur sementara di backup dari RSUD dr. Soewandi dan BDH.
“ Padahal yang kita tahu betapa sekarang ini jumlah pasien di kedua rumah sakit itu terus meningkat, dan kekurangan tenaga medis,” jelasnya.
Imam Syafi’i menerangkan, ketika RSUD Soewandhi maupun BDH fasilitasnya membaik, pasien tambah berdatangan karena ada trust (kepercayaan). Nah, jangan sampai kemudian trust masyarakat ini kemudian berkurang, karena kekuatan tenaga medis di situ dialihkan ke rumah sakit Surabaya Timur.
“ Trust ini yang perlu dijaga. Maaf kalau saya tetap menyebutnya RSUD Surabaya Timur bukan Eka Candrarini, karena saya juga tidak ikut andil berikan nama,” tegas mantan jurnalis ini.
Namun yang jelas, kata Imam Syafi’i, belum sampai 5 tahun menjadi Walikota tapi Eri Cahyadi sudah buat rumah sakit ini sangat luar biasa.
“ Terpenting perlu diingat, backup nakes ke RSUD Surabaya Timur jangan sampai menganggu layanan di Soewandhi maupun BDH. Saya sampaikan meski tidak enak didengar dan implikasinya ke saya pasti saya dimusuhkan Pemkot tidak apa-apa,” pungkasnya. (trs)