Surabaya, newrespublik – Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) PDI Perjuangan Surabaya Abdul Ghoni Muklash Ni’am meyesalkan candaan Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) yang menyatakan tahiyatul akhir semula satu jari jadi dua jari.
Menurut Cak Ghoni panggilan akrabnya, candaan tersebut mestinya tidak diungkapkan di depan publik. Sebab berpotensi menimbulkan gejolak di tengah-tengah masyarakat.
“Ini kan tahun politik, mestinya hal itu tidak menjadi candaan di depan umum,” ujar Cak Ghoni kepada wartawan di Surabaya, Rabu (20/12/2023).
Cak Ghoni menerangkan, mengedepankan politik identitas atau sektarian bukan cara jitu menarik simpati masyarakat pada Pemilu 2024 ini.
Pasalnya, sebut Cak Ghoni yang dibutuhkan masyarakat kerja nyata dan visi misi yang jelas untuk memajukan bangsa ini.
“Masyarakat saat ini sudah apatis dengan model seperti itu, justru masyarakat butuh kepastian bagaimana nasib bangsa ke depan,” tandas Cak Ghoni
Melansir monwnews.com Menteri Perdagangan sekaligus Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifli Hasan (Zulhas) membuka acara Rakernas Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) di Semarang.
Ia sempat mengungkapkan keheranan soal perubahan sikap akhir-akhir ini jelang berlangsungnya Pilpres pada 14 Februari 2024.
Dalam sambutannya di acara yang digelar di MG Setos Semarang itu, Zulhas membahas soal demokrasi hingga keberlanjutan kinerja bagus Jokowi. Kemudian dia mulia bercerita soal perubahan sikap masyarakat akhir-akhir ini.
Kemudian Zulhas juga mengatakan bahwa masyarakat ada yang duduk tahiyat menunjuk menggunakan dua jari. Menurut dia hal itu dikarenakan kecintaan rakyat terhadap Prabowo Subianto.
“Itu kalau tahiyatul akhir awalnya gini (menunjukan jari telunjuk), sekarang jadi gini (menunjukkan dua jari, telunjuk dan tengah),” ujar Zulhas terheran-heran. (trs)