Bali, Respublika – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melanjutkan kesuksesan mergernya dengan terus berinovasi dan memberikan manfaat untuk bangsa dan negara. Dengan skala yang lebih besar dan finansial yang semakin kuat, IOH meluncurkan program CSR Konservasi Laut di Jembrana, Bali, yang berkolaborasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI.
Program ini memiliki 4 utama yang berfokus pada rehabilitasi habitat laut, pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir, penguatan komunitas konservasi penyu, dan penguatan masyarakat di lingkungan sekitar.
Peluncuran Program Konservasi Laut ini dihadiri langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, Gubernur Bali, Wayan Koster, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, Director and Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah, dan Chief Technology Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Desmond Cheung Program ini juga merupakan kolaborasi bersama World Wildlife Fund (WWF) dan melibatkan beberapa komunitas pegiat lingkungan seperti Komunitas Kurma Asih serta beberapa wisatawan asing.
President Director & CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan sejak IOH resmi memulai perjalanannya pada 4 Januari 2022, kami memiliki misi untuk memberikan pengalaman digital kelas dunia, menghubungkan, dan memberdayakan setiap orang Indonesia.
Vikram menerangkan, melalui program CSR Konservasi Laut di Jembrana, kami berkomitmen untuk berperan aktif dalam menciptakan kawasan konservasi laut yang lebih sehat dengan dukungan penuh dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI serta berbagai komunitas pegiat lingkungan.
“Hal ini sejalan dengan UN Sustainable Development Goals (UN-SDGs) nomor 14: Ekosistem Lautan, melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan berkelanjutan,”ujarnya, Jumat (05/08/22).
Vikram Sinha menjelaskan, lingkungan merupakan salah satu pilar dalam program CSR kami. Hal tersebut merupakan wujud komitmen IOH untuk berpartisipasi dalam pelestarian lingkungan hidup di Indonesia.
“Program yang kami luncurkan hari ini juga bertujuan mendukung pemerintah dalam implementasi 3 agenda prioritas utama pertemuan G20 EDM CSWG yaitu mendukung pemulihan yang lebih berkelanjutan, peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan, serta peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan pengendalian perubahan iklim,” ungkap Vikram.
Sementara Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan, ini adalah bagian dari program ekonomi biru yang sangat baik sekali. Di mana implementasinya ada peran aktif semua pihak mulai dari pelaku usaha, pemerintah hingga kelompok masyarakat dalam menjaga kesehatan laut.
“Saya harap program ini dapat menginspirasi pihak lain untuk bersama-sama menjaga ekosistem kelautan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat,” terang Menteri Trenggono di lokasi.
Menteri Trenggono menambahkan, salah satu kegiatan dalam program konservasi laut yang diluncurkan sejalan dengan Program Bulan Cinta Laut (BCL) yang digagas pihaknya. BCL merupakan program ekonomi biru KKP untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di laut, dengan melibatkan multipihak.
“Pengelolaan sampah plastik di daerah pesisir yang ada di program konservasi laut ini, sejalan dengan program BCL-nya KKP. Semakin banyak yang terlibat, tentu persoalan sampah semakin cepat kita tuntaskan. Dan Agustus nanti, kami akan menggelar pre-event BCL di Mandeh, Sumatera Barat dan kick-offnya Oktober nanti di Bali,” tutur Menteri Trenggono.
Menteri Trenggono menjelaskan, kawasan Jembrana dipilih karena memiliki potensi menjadi kawasan konservasi seluas 3.500 hektar yang memiliki target nilai konservasi tinggi untuk biota laut yang terancam punah (penyu dan hiu), habitat penting lautan (bakau, lamun dan terumbu karang), potensi perikanan (lemuru dan ikan karang), tempat budidaya ikan dan udang serta ekowisata bahari.
“Selain itu, Jembrana merupakan 1 dari 14 prioritas pantai lokasi peneluran penyu di Indonesia,” kata Trenggono.
Sementara itu Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, pengelolaan kawasan konservasi dan pengelolaan sampah merupakan kegiatan sinergis dalam mendukung Pemerintah Indonesia sebagai anggota G20 yang berkomitmen untuk terus meningkatkan upaya-upaya untuk pengendalian perubahan iklim.
Wayan Koster menambahakan, dengan peresmian Program CSR Indosat Ooredoo Hutchison untuk Konservasi Laut di Bali, maka semakin menguatkan kegiatan perlindungan dan pelestarian ekosistem pesisir dan keanekaragaman jenis flora dan fauna di perairan pesisir dan pulau-pulau kecil Provinsi Bali.
“Program ini juga mendukung pemerintah dalam implementasi tiga agenda EDM CSWG (Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group),” pungkas Gubernur Bali, Wayan Koster.(trs)