Bisa Dongkrak Profit, Machmud: BPR SAU Harus Berani Inovatif

Bisa Dongkrak Profit, Machmud: BPR SAU Harus Berani Inovatif

Surabaya, newrespublika – Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Machmud menyebut jika PT. BPR Surya Artha Utama (SAU) ingin profit bisnis lebih meningkat lagi maka bank milik Pemkot Surabaya tersebut harus inovatif.

“ Harus berani berinovasi dan ekpansi bisnis, seperti bank-bank lainnya yang juga sama-sama bank plat merah,” ujarnya kepada wartawan di Surabaya, Senin (21/10/24).

Ia menjelaskan, selama ini perputaran keuangan dan keuntungan perusahaan PT BPR SAU tersebut berkutat di lingkungan Pemkot Surabaya saja, melainkan tidak berani ekpansi usaha ke luar.

Semua dana, jelas Machmud, mulai dari gaji pegawai, outsourching, penambahan modal mayoritas dari Pemkot Surabaya sebagai pemegang saham tertinggi.

“ Kalau seperti ini caranya bisnis BPR SAU santai saja sudah profit, karena melayani pegawai negeri di lingkungan Pemkot. Kita ingin bank dengan segmen market goverment ini mau berinovasi agar bertambah profitnya,” tegas politisi Partai Demokrat Surabaya ini.

Machmud menerangkan, selama berdirinya BPR SAU yang kami amati selama ini manajemen hanya ‘Savety Player’ atau bermain aman saja tidak berani mau ambil resiko untuk ekpansi usaha takut timbul potensi kredit macet.

Ekpansi usaha, tambah Machmud, misalnya dengan menambah unit layanan usaha mikro di tiap-tiap wilayah di Surabaya, bahkan kalau mampu unit layanan di setiap pasar yang memiliki potensi transaksi yang tidak kecil. Sehingga, jika ada pedagang yang ingin menaruh duitnya bisa di BPR SAU sehingga ada tambahan profit dari bertambahnya Dana Pihak Ketiga (DPK) nasabah.

“ Seperti BRI ada TerasBRI di setiap pasar, sementara BPR SAU tidak menangkap peluang tersebut. Mau besar tapi tidak berani berkembang, ya mana bisa,” tuturnya.

Lebih lanjut Machmud mengatakan, BPR SAU harus melihat kesuksesan seperti Bank Jatim yang sama-sama bank plat merah. Bank Jatim memiliki kantor kas dan ATM di setiap wilayah, sementara BPR SAU tidak sama sekali tidak ada, padahal sekupnya lebih kecil hanya di Surabaya saja.

Misalnya, gaji outsourching yang ditaruh di BPR SAU, jika bank tersebut memiliki kantor cabang atau ATM maka pegawai outsourching bisa mudah ambil gaji di ATM tidak harus ke kantor inti.

“ Ada sekitar Rp100 miliar dana gaji outourching yang ditaruh di BPR SAU, ini baru OS. Dengan dana sebesar itu, BPR SAU merem saja loh sudah untung. Tapi bukan itu yang kita mau, ayo bergerak berkembang dengan inovasi-inovasi bisnisnya sebagai perusahaan perbankan,” pungkasnya. (trs)