Dibalik Cerita DLH Kota Surabaya Ditengah Gemuruhnya Piala Dunia U-17

Surabaya, newrespublika – Ada cerita menarik dibalik suksesnya event lima tahunan yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, dialami Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Surabaya sebagai ujung tombak dalam hal kebersihan dan kenyamanan agar Surabaya menjadi tuan rumah yang aman dan nyaman untuk seluruh peserta Piala Dunia U-17.

Agus Hebi Njuniarto Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) kota Surabaya mengatakan, tugas dinas lingkungan hidup untuk Piala Dunia U-17, satu membersihkan paling tidak sebelum dan setelah acara selesai.

Memang pada saat kemarin ada miss komunikasi hingga sempat viral stadion GBT kotor, karena teman-teman tidak boleh masuk karena tidak punya kartu pass, sehingga kondisi di dalam dan disekitar GBT kotor.

“Sehingga ada yang sempat viral, yaitu bukan karena kita tidak mau membantu, tapi pada saat ini memang tidak boleh masuk. Akhirnya untuk menyelesaikannya kita kirim tong sampah lebih banyak dan minta kartu pass, kepada FIFA sehingga teman-teman satgas bisa masuk membersihkan GBT. Itulah dukanya menjadi panitia di Piala Dunia U-17 dan sukanya teman-teman bisa nonton pertandingan dengan gratis. “ujar Hebi di Surabaya, Selasa (21/11/23).

Terus kemudian untuk masalah bau Hebi menambahkan, dari pertandingan pertama pada tanggal 7 November ada latihan dari timnas Maroko tidak mau latihan karena ada asap dan bau, akhirnya kita kordinasi dengan pengelola TPA, akhirnya mereka sepakat karena ini event dunia.

Sehingga pada saat ini produksi pengelolaan sampah itu berhenti, pada saat latihanlatihan dan pertandingan berhenti. Pada saat musim hujan kita ekstra untuk penyemprotan yang dilakukan PT SO, pada saat sampah masuk disemprot sehingga tidak bau.

‘Dan dari tiga pertandingan terakhir GBT bebas dari bau dan sampah, cuma pengawasan ini harus ekstra ketat karena melibatkan banyak orang di titik-titik bau melibatkan banyak orang, sehingga benar-benar tidak ada bau di sekitar GBT. “paparnya.

Masih kata Hebi, untuk sterilisasi ada beberapa titik terutama di titik intergensi, di lapangan ABC, dilapangan pertandingan, kemudian di sekitaran pintu, barat, utara, timur dan selatan kita tempatkan beberapa orang disana untuk cek bau. “Begitu ada bau semriwing dan sebagainya kita cari sumbernya. Alhamdulillah selama pertandingan berlangsung aman dari bau. Sehingga dapat berjalan dengan baik. “imbuhnya

Lanjut Hebi, kondisi saat ini masih aman, nanti pertandingan terakhir pada tanggal 21 November diharapkan juga aman dari bau TPA, kebersihannya juga terjaga selama pertandingan.

Hebi menjelaskan, menurut keterangan dari FIFA stadion GBT kedepannya akan digunakan FIFA untuk even-even dunia yang lain, artinya kita harus mempersiapkan juga bagaimana kedepannya sampah dikota Surabaya ini bisa dikelola dengan teknologi, atau dilain tempat atau masih tetap di situ nanti kita rencanakan dengan baik.

“Supaya nanti stadion GBT bisa digunakan untuk even-even dunia. Jadi memang GBT itu sudah di rekomendasi oleh FIFA, memang penilaian terbaik dari empat stadion yang terbaik adalah stadion GBT. Begitu pula pada saat U-21 kemarin ada lima lokasi veneu dan FIFA juga menilai bahwa stadion GBT masih yang terbaik. “pungkasnya.(trs)