Surabaya, Respublika – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur mencatat, selama kwartal 1/2023 ekonomi Jatim alami pertumbuhan yang positif dibanding periode yang sama tahun lalu, atau year on year (yoy).
Hal ini dikatakan Kepala Bank Indonesia Provinsi Jatim, Doddy Zulverdi di sela acara Bincang Bareng Media (BBM) di gedung BI Jatim Surabaya, Selasa (06/06/2023).
Bincang Bareng Media ini juga dihadiri oleh Bandoe Widiarto Deputi KPw BI Provinsi Jatim, Muslimin Anwar Advisor KPwBI Jatim dan Dadal Angkoro Kepala Divisi Implementasi KEKDA KPwBI Jatim.
Doddy Zulverdi menjelaskan, kinerja ekonomi Jawa Timur tahun ini memang diproyeksi kan termoderasi. Namun kembali akan kembali meningkat signifikan pada Tahun 2024.
Ia menerangkan, ekonomi Indonesia pada triwulan I 2023 tumbuh 5,03% (yoy), membaik dibandingkan triwulan IV 2022 (5,01%) terutama ditopang oleh perbaikan konsumsi domestik.
“ Tekanan inflasi IHK nasional juga menunjukkan tren penurunan dari 5,51% (yoy) pada tahun 2022 menjadi 4,97% (yoy) pada triwulan I 2023 serta 4,33% (yoy) pada April 2023 dan 4,00% (yoy) pada Mei 2023,” ujar Doddy Zulverdi , Kepala BI Jatim.
Doddy Zulverdi, Kepala Perwakilan BI Prov. Jatim memaparkan, perkembangan ekonomi terkini serta fokus kebijakan Bank Indonesia berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI periode Mei 2023.
Doddy menyampaikan, bahwa perkembangan ekonomi global tahun 2023 terpantau masih belum ideal dan diprakirakan tumbuh lebih rendah dibandingkan tahun 2022.
Hal tersebut karena berbagai tantangan yang dihadapi seperti 1) pelemahan transaksi perdagangan internasional sebagai dampak konflik geopolitik Rusia-Ukraina; 2) gangguan rantai pasok dunia; 3)kebijakan proteksionisme di berbagai negara, serta 4) gejolak perbankan global terutama di Amerika Serikat dan Eropa yang mengganggu stabilitas sistem keuangan.
“Meskipun dihadapkan berbagai tantangan, patut disyukuri tidak sampai terjadi resesi global. Saat ini masih terdapat ruang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik disertai upaya memitigasi risiko perlambatan ekonomi global,” terang Doddy.
Ruang optimisme tersebut sejalan, kata Kepala BI Jatim, dengan momentum rebound perekonomian Tiongkok yang kembali dibuka setelah pandemi Covid-19, serta melandainya tekanan inflasi global. Di tengah masih tingginya ketidakpastian global, pemulihan ekonomi nasional pada triwulan I 2023 terus berlanjut.
“Kembalinya inflasi domestik pada rentang sasaran inflasi nasional (4,00%, yoy) pada periode Mei 2023, memberikan ruang bagi BI untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi,” tambah Doddy.
Hal tersebut didukung dengan membaiknya beberapa indikator perekonomian domestik seperti menguatnya cadangan devisa, terjaganya surplus neraca perdagangan, relatif stabilnya nilai tukar Rupiah, serta masih tumbuh positifnya kinerja intermediasi perbankan di Indonesia.
“ Mempertimbangkan kondisi perekonomian tersebut, maka Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 24-25 Mei 2023 memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga kebijakan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%,” pungkasnya. (trs)