Dengan diresmikannya Kampung Jahit Nusantara ini, Wali Kota Eri Cahyadi ingin masyarakat Kota Surabaya bisa mandiri menjadi seorang entrepreneur agar terbebas dari kemiskinan. Menurut dia, Kampung Jahit Nusantara ini merupakan bagian dari wujud kebangkitan ekonomi kerakyatan yang harus terus digalakkan di Kota Pahlawan.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu mengatakan, setelah Kampung Jahit Nusantara ini diresmikan, di saat itu lah Pemerintah Kota (Pemkot) sebagai marketingnya untuk memastikan kualitas produk buatan UMKM jahit Surabaya tidak kalah baik dengan kualitas buatan luar negeri maupun pabrik.
“Karena produk ini nantinya kan bukan hanya Pemkot Surabaya saja yang order, akan tetapi ada pula perusahaan-perusahaan swasta yang nantinya akan kita arahkan ke teman-teman penjahit ini. Nah, di situ lah tugas wali kota, kepala PD, camat dan lurah, sebagai marketingnya,” kata Cak Eri.
Cak Eri menyakinkan, produk dari Kampung Jahit Nusantara ini tidak kalah bagus dengan produk yang ada di pasaran. Oleh karena itu, ia mengimbau kepada para jajarannya untuk tidak malu menggunakan produk lokal UMKM Surabaya.
“Ojok njahitno nang panggon liyane lek pengen nggawe seragam (jangan menjahitkan di tempat lain kalau ingin membuat seragam), jangan beli sepatu di tempat lain, kami bisa memberikan barang dengan kualitas yang sama dan harga yang sama,” ujar Cak Eri.
Di waktu yang sama, Cak Eri Cahyadi juga mengajak warga setempat untuk saling bergotong royong dalam membangun dan mengentaskan kemiskinan di Kota Surabaya. Menurutnya, dengan kolaborasi antara pemerintah dan warga, Surabaya akan menjadi lebih hebat.
Cak Eri menyebutkan rencana kedepannya, APBD Pemkot Surabaya di tahun 2023 senilai Rp 3 triliun akan dialokasikan untuk pemberdayaan UMKM di Kota Pahlawan. Oleh karena itu, ia ingin warga Surabaya ke depannya tidak hanya berharap dengan bantuan dari pemerintah, akan tetapi bisa bangkit mandiri dan mengentaskan kemiskinan dengan cara bergotong royong menggunakan dana APBD tersebut.
“Nanti dibagi, apa saja UMKM-nya. Yang mengerjakan paving siapa, baju seragam siapa, sepatu dan sebagainya, ayo ambil dan gunakan uang APBD ini, karena itu uang rakyat. Seperti hari ini, kita diberikan contoh di Kecamatan Tandes dengan adanya Kampung Jahit Nusantara, ayo kita bangkitkan ekonomi kerakyatan,” sebutnya.
Sementara itu, Camat Tandes Ahmad Yardo Wifaqo mengatakan, Kampung Jahit Nusantara ini bukan hanya diwujudkan dan diresmikan begitu saja, akan tetapi ada pelatihan untuk meningkatkan skil bagi para pegiat UMKM yang lainnya. Sehingga ke depannya di Kecamatan Tandes bukan hanya ada UMKM jahit, tetapi juga tercipta lini usaha lainnya.
“Nah itu, nanti ke depannya bisa ada UMKM sablon, bordir, menjahit jaket, tas dan sepatu. Kita sudah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Kota Surabaya serta Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja untuk pendampingan berikutnya,” terang Yardo.
Di Kampung Jahit Nusantara saat ini ada 31 penjahit, dari jumlah itu 16 diantaranya adalah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang diserap sebagai pelaku UMKM jahit. Yardo juga mengungkapkan, setelah ini akan ada lagi 80 orang penjahit yang mendaftar di Kampung Jahit Nusantara.
“Dari 80 orang itu 52 diantaranya adalah MBR, alhamdulillah di RW 10 ini semangat warga menjadi pengusaha itu sangat kuat,” pungkas Yardo.(trs)
Related Posts:
- Ketua DPRD Kota Surabaya Resmikan 'Gapura Kemerdekaan '
- Tangan Besi Eri Cahyadi Bangkitkan Ekonomi Surabaya Melalui…
- Lapor Pak Walikota, Fasum Wisma Lidah Kulon Puluhan Tahun…
- Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Rp 1.590 triliun di…
- Dandan Omah Pemkot Surabaya Telah Perbaiki 300 Rumah
- Ini Dia Kemeriahan Pawai Bersih Desa di Tandes