Surabaya, Respublika – Anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Alfian Limardi menilai, saat ini timing tepat bagi pelaku ekonomi kreatif untuk ‘Gass Pool’ bangkitkan kejayaan Pasar Tunjungan.
Hal ini terungkap saat hearing antara Komisi B, PD Pasar Surya (PDPS), Kabag Perekonomian Kota Surabaya, dan sejumlah pedagang Pasar Tunjungan terkait keringanan Iuran Layanan Pedagang (ILP) di ruang Komisi B, Senin (26/03/2023).
Alfian menjelaskan, usai Dirut PDPS menyatakan akan mendiskon 50% ILP tunggakan listrik dari pedagang atau pemilik stand lama ke pemilik baru, maka waktu yang tepat untuk menggerakkan ekonomi bagi pelaku ekonomi kreatif yang kini memiliki stand di Pasar Tunjungan.
Bro Alfian menambahkan, Langkah baik dari manajemen PDPS yang memberikan diskon 50% ILP bagi pemilik stand Pasar Tunjungan yang ingin menambah daya listriknya.
“ Dan saatnya waktu tepat pelaku ekonomi di Pasar Tunjungan bangkitkan semangat usaha di pasar kebanggan warga Kota Surabaya ini,” ujar Alfian Limardi kepada wartawan di Surabaya, Senin (26/03/2023).
Legislator Fraksi PSI Surabaya ini menerangkan, sebelumnya teman-teman dari ekonomi kreatif mengeluhkan tidak bisa menjalankan usahanya di Pasar Tunjungan, karena membutuhkan penambahan daya listrik.
Sedangkan dalam aturannya, kata Alfian Limardi, pertama pedagang harus melunasi tunggakan ILP yang jumlahnya Rp67 juta. Kedua, adanya tunggakan listrik sekitar Rp400.000, dan tunggakan air PDAM.
Dirut PDPS, kata Alfian, memiliki kuasa baik untuk mengurangi ILP, bahkan bisa pemutihan ILP untuk menggeliatkan pedagang yang sudah membuka usahanya di bidang food and bavarage atau F&B.
“ Kita tahu beberapa pedagang sudah membuka stand makanan yang lebih kekinian di lantai dasar Pasar Tunjungan,” terang anggota Fraksi PSI Surabaya ini.
Alfian Limardi menjelaskan, pemerintah pusat sedang menggalakkan ekonomi kreatif, sehingga jika PDPS bisa mengurangi beban tunggakan ILP ini bisa menggeliatkan ekonomi kreatif di Surabaya.
Dirinya kembali mengatakan, pedagang di Pasar Tunjungan sekarang ini butuh penambahan daya listrik, dan kebutuhan air PDAM. Pasalnya, air di stand penjualan sering kali mati tidak mengalir. “ Ini harus segera diatasi oleh PDPS,” tegas politisi milenial PSI Surabaya.
Ia kembali menambahkan, pelaku ekonomi kreatif yang ada di Pasar Tunjungan saat ini mayoritas bergerak di usaha F&B. Karena usaha makanan maka kebutuhan air sangat penting, selain listrik.
Ketiga, terang Alfian, problem parkir di Pasar Tunjungan dimana fasilitas parkir kendaraan bermotor harus memadai. Selain itu, atap bangunan pasar yang seringkali bocor ketika hujan segera dibenahi. Ini guna mensupport kegiatan ekonomi yang ada.
“Komisi B mendukung langkah Dirut PDPS yang membantu meringankan ILP, guna menghidupkan kembali roda ekonomi Pasar Tunjungan,” pungkasnya. (trs)