Surabaya, Respublika – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengajak seluruh tenant yang ada di PT Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) untuk saling bersinergi, dalam upaya pengentasan kemiskinan di Kota Pahlawan.
Secara khusus, Wali Kota Eri meminta para pemilik perusahaan atau pabrik-pabrik yang ada di kawasan industri SIER untuk merekrut warga Surabaya.
Terkait hal ini, Ketua Partai Golkar Surabaya Arif Fathoni mengatakan, apa yang disampaikan Walikota Eri Cahyadi harus dipedomani secara utuh oleh SIER sehingga bisa menyalurkan CSR nya kepada masyarakat sekitar Rungkut dan Tenggilis Mejoyo.
“ Jadi kepada tetant SIER yang belum menyalurkan CSR nya kepada masyarakat sekitar, tahu diri lah segera merealisasikan CSR nya,” ujar Arif Fathoni kepada wartawan di Surabaya, Selasa (01/08/2023).
Ia menjelaskan, Pemkot Surabaya memiliki 25 persen saham di PT. SIER terlebih Dirutnya kini asli orang Surabaya, jadi kami berharap perusahaan yang ada di kawasan SIER pertama, membantu tugas Pemkot Surabaya dalam mengentaskan kemiskinan dengan merekrut warga lokal.
Kedua, kata Toni sapaan Arif Fathoni, mendorong realisasi Coorporate Responsibiliy Social (CSR) untuk membantu warga sekitar Rungkut dengan memberdayakan ekonomi baru, usaha baru.
“ Sehingga masyarakat ini tidak lagi menjadi penonton dari pesatnya industrialisasi, tapi juga menjadi penikmat manisnya madu industrialisasi itu sendiri,” tegas anggota Komisi A DPRD Surabaya ini.
Diakui, kata Toni, selama ini perusahaan yang ada di kawasan SIER terbilang sedikit yang mau menyalurkan CSR nya. Jadi segeralah merealisasikan apa yang sudah di himbau oleh Walikota Eri Cahyadi.
Saat ditanya bentuk CSR nya, Arif Fathoni mengatakan, bisa dalam bentuk pelatihan kewirausahaan, membantu kegiatan masyarakat baik sosial maupun keagamaan.
Jadi, tegas Toni, jangan sampai ketika masyarakat sekitar mengajukan bantuan ke tenant SIER terus tidak dbantu karena alasan manajemen pusatnya ada di Jakarta, ini jangan terjadi.
“ Perusahaan yang berkantor pusat di Jakarta kan usahanya di Surabaya. Artinya, mereka menimbulkan dampak negatif industrialisasi tapi tidak pernah memberikan manisnya madu industri kepada masyarakat sekitar SIER,” pungkasnya. (trs)