Surabaya, Respublika – Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi membuka sekaligus mengikuti pawai bersih desa Kelurahan Tandes, Kecamatan Tandes Surabaya. Agenda rutin tahunan kali ini dipusatkan di depan Kantor Kelurahan Tandes Surabaya, Minggu (16/10/2022).
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Eri Cahyadi hadir bersama Ketua TP PKK Surabaya, Rini Indriyani. Hadir pula, camat-lurah beserta perwakilan dari polsek dan koramil.
Tak hanya sekadar membuka acara bersih desa, Wali Kota Eri bersama Ketua TP PKK Rini Indriyani juga turut serta dalam acara pawai tersebut. Menariknya, pawai juga diramaikan dengan sejumlah kesenian tradisional. Mulai dari reog, kuda lumping, hingga kesenian Barongsai dengan total peserta mencapai sekitar 300 orang.
Acara bersih desa diawali dengan pawai jalan kaki yang start dan finish-nya berada di depan Kantor Kelurahan Tandes. Wali Kota Eri bersama Ketua TP PKK Rini Indriyani tampak berjalan bersama ratusan peserta pawai dengan jarak tempuh sekitar 3 kilometer.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan, bahwa di Surabaya masih banyak wilayah yang menjalankan tradisi bersih desa. Salah satunya adalah warga di Kelurahan Tandes Surabaya.
“Tradisi ini harus diteruskan, harus dijaga. Karena ini menyatukan seluruh elemen yang ada di wilayah itu untuk menjadi saudara yang sangat kuat,” kata Wali Kota Eri Cahyadi ditemui usai mengikuti pawai.
Oleh sebabnya, Wali Kota Eri mengaku bangga dengan warga di wilayah Kelurahan Tandes yang masih menjalankan tradisi bersih desa. Apalagi, kesenian yang ditampilkan di wilayah ini menunjukkan keragaman suku, ras dan agama.
“Saya sangat bangga betul dengan Kelurahan Tandes ini. Karena tidak hanya adat jawanya yang keluar, tapi ada juga Barongsainya. Semuanya jadi satu. Inilah menunjukkan kalau Surabaya ini benar-benar kota toleransi,” terang Cak Eri sapaan lekat Wali Kota Surabaya.
Cak Eri meyakini, tradisi seperti ini akan terus merekatkan suku, ras dan agama di seluruh wilayah Surabaya. Karenanya, sekarang ini ia mengaku tengah menyiapkan konsep tradisi bersih desa dengan skala yang lebih besar.
“Saya masih menata konsep biar satu kelurahan atau satu kecamatan menjadi satu. Harapannya apa? agar ini menjadi besar. Kalau besar saya akan menjadikan agenda Surabaya, kita gerakkan sekalian menjadi wisata,” katanya.
Dengan demikian, kata dia, apabila wisatawan ingin mengetahui kalender wisata Surabaya, akan dapat diketahui per wilayah. Seperti misalnya, agenda bersih desa yang digelar di Kelurahan Tandes, Kecamatan Tandes.
“Inilah menunjukkan beragam budaya di Surabaya yang semuanya menunjukkan berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Itulah arti Bhinneka Tunggal Ika di Surabaya,” pungkasnya. (trs)