Ini Dia Makro Prudensial BI untuk Stabilitas Ekonomi Nasional 

Ini Dia Makro Prudensial BI untuk Stabilitas Ekonomi Nasional 

Yogyakarta, newrespublika – Bank Indonesia terus menjaga stabilitas ekonomi dengan berbagai inovasi kebijakan, dengan tujuani stabilitas sistem keuangan tetap terjaga.

Disela acara Bank Indonesia Media Ghatering Capacity Building di Hotel Alana Yogyakarta, Jumat (26/7/2024) Direktur Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesial, Nugroho Joko Prastowo mengatakan, pertumbuhan ekonomi di tahun 2024 diperkirakan 4,7%- 5,5% dengan pertumbuhan kredit diproyeksikan tumbuh 10-12%.

“ Makro prudensial ini untuk mendorong pertumbuhan kredit atau pembiayaan, yang diproyeksikan tumbuh 10-12% di 2024 dan akan meningkat11-13% di tahun 2025,” ujarnya di Hotel Alana Yogyakarta, Jumat (26/07/24).

Nugroho menjelaskan, BI mengeluarkan kebijakan makro intensif Likuoditas Makroprudensial (KLM) mencakup perluasan cakupan eksisting, penambahan sektor baru, dan perluasan alokasi intensif yaitu, pembiayaan sektor prioritas sebesar 2,2%.

Contohnya, kata Nugroho, proyek-proyek di sektor pertambangan dan hilirisasi yang tersebar di berbagai wilayah, seperti pengembangan nikel di Sulawesi dan hilirisasi pangan sawit di Sumatra, mendapatkan insentif dari kebijakan ini.

Ia kembali menambahkan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk memotivasi bank-bank di Jakarta agar lebih aktif dalam menyalurkan kredit ke sektor-sektor yang berpotensi mendapat insentif.

“Dampak dari insentif ini tidak hanya dirasakan di Jakarta, tetapi juga di daerah-daerah yang menjadi lokasi proyek,” ungkap Nugroho.

Ia meyakini, bahwa motivasi tambahan ini akan mengakselerasi investasi di sektor-sektor kunci yang membutuhkan dukungan finansial. Tak hanya itu,pihaknya juga menyoroti hilirisasi di Jawa Timur, yang juga memperoleh manfaat dari kebijakan ini.

“Contohnya, smelter di Gresik mendapatkan insentif dari kebijakan ini, yang tentunya akan memacu kegiatan hilirisasi di Jawa Timur. Hal ini diharapkan dapat mendorong perkembangan industri lokal dan memberikan dampak positif pada perekonomian regional,” imbuh Nugroho.

Nugroho kembali mengatakan, bahwa kebijakan makro prudensial ini dirancang untuk menciptakan efek rembesan yang positif.

“Manfaat dari kebijakan ini akan dirasakan tidak hanya oleh bank-bank yang mendapatkan insentif, tetapi juga oleh masyarakat dan ekonomi di daerah-daerah tersebut,” ungkapnya.

Dirinya berharap, dengan kebijakan ini dapat mengoptimalkan potensi daerah dan mendorong pengembangan sektor-sektor strategis yang berkontribusi pada kemajuan ekonomi nasional. (trs)