Surabaya, Respublika – Komisi C DPRD Kota Surabaya memberika teknik cara aman melakukan pengerjaan rehabilitasi pipa lama ke pipa PDAM yang baru, agar kejadian di jalan sekitar Pasar Kembang tidak terulang kembali.
Ketua Komisi C, Baktiono menjelaskan, langkah PDAM Surya Sembada susah tepat untuk mengganti pipa air lama sejak tahun 1954 ke pipa baru.
Seperti diketahui, jelas Baktiono, pipa yang baru menggunakan bahan HDEE, sementara pipa lama menggunakan bahan full steel atau baja
Sementara, terang Baktiono, Pipa dengan bahan baja rentan dengan korusi di luarnya, karena memang tanah di Surabaya ini mengandung garam.
“ Dengan kondisi full steel maka sudah tepat PDAM mengganti pipa lama dengan yang baru,” ujar Baktiono kepada wartawan di Surabaya, Rabu (02/08/2023).
Ia kembali menjelaskan, dari teknik pengerjaan 170 meter pipa lama itu berjalan sangat baik. Namun saat di sekitar Pasar Kembang terjadi miss karena sistemnya pipa ditarik bukan digali.
Jadi, terang Baktiono, ketika pipa ditarik maka ada tekanan dari bawah dimana ada kontur tanah yang padat dan lembek.
Sementara insiden kemarin di Jalan Diponegoro sekitar Pasar Kembang, kata Baktiono, ternyata dibawah pipa lama terdiri dari tanah lumpur.
Oleh karena itu, kembali terang Baktiono, Komisi C menyarankan sebelum digali harus diukur kepadatan tanah, dan harus dihitung volume diameter lebar dan panjang pipa.
“ Jadi digali dahulu kemudian volume lumpur di kurangi sambil pipa air ditarik, sehingga kepadatan tanah tetap dan jalan tidak terjadi letupan vertikal,” terangnya.
Baktiono kembali mengatakan, Komisi C sangat mengapresiasi PDAM Surya Sembada yang telah mengembalikan penuh kondisi jalan seperti semula melalui kontraktor yang ada.
“ Kedepan sebelum melakukan penggalian pipa harus terlebih dahulu koordinasi dengan Bappeko dan Bapedalitbang Kota Surabaya, pengerjaan penggantian pipa lama ke baru berjalan aman dan lancar,” pungkasnya. (trs)