Ini Makna Hari Santri Bagi Seorang M. Syaifuddin

Ini Makna Hari Santri Bagi Seorang M. Syaifuddin

Surabaya, newrespublika – Setiap tanggal 22 Oktober diperingati Hari Santri Nasional, tujuannya agar seluruh generasi bangsa ini mengerti dan memahami Hari Santri dan historisnya.

Terkait Hari Santri, Anggota DPRD Kota Surabaya dari Demokrat yang juga seorang santri, Muhammad Syaifuddin mengatakan, relevansinya di zaman milenial dan teknologi infornasi ini, Hari Santri sangat baik untuk tetap diperingati sebagai edukasi bagi generasi masa kini.

“ Sekarang ini banyak pondok pesantren yang sudah modern tanpa sedikitpun mengurangi kesalafiannya, sehingga anak santri di zaman milenial ini juga banyak yang melek teknologi,” ujar M. Syaifuddin di Surabaya, Kamis (17/10/24).

Ia berharap, di Hari Santri ini kemudian bagaimana anak-anak pesantren khsususnta saya sendiri yang asli jebolon pondok pesantren Mftahul Ulum Banyuputih Kidul Lumajang Jawa Timur, bagaimana anak pesantren itu bukan hanya belajar religi atau teologi Isam saja, agar anak santri juga berkiprah dan kontribusinya bagi kemajuan bangsa dan negara.

Kedepan, tambah M. Syaifuddin, santri tidak hanya dikooptasi oleh kepentingan politik praktis saja, tidak hanya belajar ilmu agama saja, tapi santri juga harus kreatif dalam membangun bangsa ini baik dalam sektor UMKM, intelektualnya, dan sebagainya.

Ia menjelaskan, sejarah Hari Santri tercipta saat terjadinya resolusi jihad pada tanggal 22 Oktober 1945 dan resolusi jihad tersebut di dominasi oleh pesantren-pesantren yang di komandoi oleh kyai-kyai besar di Jatim. “ Maka setiap tanggal 22 Oktober disebutlah Hari Santri Nasional,” terang politisi Partai Demokrat Surabaya ini.

M. Syaifuddin kembali mengatakan, setiap tanggal 22 Oktober diperingati Hari Santri tujuannya untuk mengedukasi kepada seluruh masyarakat khususnya anak muda, bahwa perjuangan kemerdekaan bangsa ini dilakukan tidak hanya dari kum nasionalis, tapi juga dari kalangan religius.

“ Kalangan religius inilah yang disebut para santri-santri, ulama, dan masaid-masaid, yang ikut memperjuangkan kemedekaan negara ini,” pungkasnya. (trs)