Surabaya, newrespublika – Kampung di RT14/RW04 Kelurahan Banyu Urip sudah sepekan ini gelap gulita, karena aliran listrik Penerangan Jalan Umum (PJU) diputus oleh PLN.
Warga RT14 berharap Pemkot Surabaya segera turun tangan memediasi persoalan warga RT14 dengan pihak PLN, agar PJU di kampungnya kembali menjadi terang benderang.
Ketua RT14 Hermanto mengakui, sudah sepekan ini aliran listrik PJU di di putus oleh PLN dengan alasan nunggak pembayaran.
“ Saat Ketua RT lama JPU kampung diambil dari ngebantol jaringan PLN, ketika diketahui PLN tanpa peringatan langsung diputus oleh PLN,” ujar Hermanto di Surabaya, Rabu siang (06/12/2023).
Ia menjelaskan, akibat bantolan jaringan listrik untuk JPU maka PLN mengenakan denda kepada RT14 sebesar Rp9,641 juta dengan catatan jika PJU kembali diaktifkan maka ketua RT014 harus bayar awal ke PLN sebesar Rp1,6 juta.
“ Saya sangat keberatan, berapa sih insentif Ketua RT jika harus bayar denda PLN sebesar Rp9,641 juta meski harus dicicil bayar awal Rp1,6 juta,” tutur Hermanto.
Dirinya berharap, Pemkot Surabaya segera turun tangan membantu persoalan warga di RT14/RW04 Kelurahan Banyu Urip, agar kampung kembali terang dengan adanya PJU kampung.
Hermanto kembali mengatakan, untuk membayar denda PLN warga melakukan kotak keliling ke rumah-rumah untuk mengumpulkan uang guna membayar denda PLN, demi kampung kembali terang.
“ Kalau mengandalkan iuran kampung, paling banter terkumpul Rp200 ribu per bulan, mau sampai kapan kita bisa lunasi denda PLN yang sebesar Rp9,641 juta ini,” keluhnya.
Dikonfirmasi terkait hal ini, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya dari Fraksi PDIP Sukadar mengatakan, saat ada laporan dari masyarakat RT14/RW04 Banyu Urip soal pemutusan aliran listrik PJU, saya cek langsung ke lapangan.
Saat kami cek, jelas Sukadar, benar adanya meteran PLN yang di pos RT14 dicabut dan aliran listrik PJU pun diputus sehingga jika malam kampung RT14 jadi gelap.
“ Dari laporan masyarakat kami coba akan panggil pihak terkait dan akan di bahas di Komisi C, agar persoalan gelap gulitanya kampung RT14 ada solusi terbaik. Bagaimanapun ini juga warga Kota Surabaya,” pungkas Sukadar. (trs)