Surabaya, Respublika – Ketua Komisi C DPRD Surabaya, Baktiono menilai, kehadiran angkutan umum feeder tidak akan mematikan nasib sopir Lin atau Mobil Penumpang Umum (MPU) yang selama ini sudah eksis di jalan-jalan.
Baktiono menerangkan, sebelum feeder ini di lounching Pemkot Surabaya, Walikota Eri Cahyadi dan Dishub Surabaya bersama Komisi C sudah sharing tentang memberdayakan para sopir MPU sebelum feeder mengaspal di jalan.
“Sebelumnya pengusaha MPU atau Lin sudah kita panggil dan kita berdayakan dengan direktur jadi driver feeder, jadi tidak perlu khawatir nasib sopir Lin,” terang Baktiono.
Ia menerangkan, saat diskusi dengan pengusaha Lin melalui Organda Surabaya dimana pendapatan Lin turun drastis dampak dari kemajuan taksi online.
“Jadi, transportasi online yang membuat pengusaha angkutan umum di Surabaya berkurang banyak, itu kan perkembangan zaman kita tidak bisa menghindarinya,” tutur anggota dewan Surabaya dari PDIP empat periode ini.
Oleh karena itu, kata Baktiono, Komisi C ingin menyediakan fasilitas transportasi umum yang aman, nyaman, ekonomis, tenang, dan tepat waktu. Dan Pemkot Surabaya sudah menyiapkan itu seperti, Bus Suroboyo, Trans Semanggi.
Nah karena akses Bus Suroboyo tidak bisa ke jalan-jalan kecil atau jalan kampung, jelas Baktiono, maka dihadirkan feeder yang bisa mengambil penumpang di jalan kecil.
“Lalu Pemkot Surabaya merekrut sopir Lin untuk menjadi driver feeder. Jadi sudah kita antisipasi, sehingga ketika Lin kalah saing dengan transportasi online maka sopirnya tidak kehilangan kerjaan karena sudah direkrut menjadi driver feeder,” tutur Baktiono.
Ia kembali menambahkan, ini tahap baru 52 feeder, dan kedepan rencananya akan ditambah lagi armadanya guna mewujudkan transportasi publik yang representatif.
“Jadi bisa kita sebut feeder sebuah transformasi di sektor transportasi publik di Surabaya,” (trs)