Surabaya, respublikanews – Ketua DPD Partai Golkar Kota Surabaya, Arif Fathoni menerima kunjungan dari mahasiswa dan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) di Kantor DPD Jalan Adityawarman, Kamis (2/11/2023).
Kunjungan ini dalam rangka melakukan penelitian soal kontribusi partai politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kami banyak bertukar pikiran tentang dinamika politik, tentang sejarah pendirian Partai Golkar dan juga peran Partai Golkar saat ini, baik di kota Surabaya maupun Jawa Timur dan Pusat. Pun tentang bagaimana upaya Partai Golkar Kota Surabaya meraih pemilih pemula di Pemilu 2024,” ujar Arif Fathoni.
Lebih jauh, dia menyampaikan, para mahasiswa Unesa sempat menanyakan pilihan Partai Golkar ke pasangan Prabowo- Gibran. Ini menurut Toni, panggilan Arif Fathoni sempat menjadi topik hangat diskusi.
Toni sapaan Arif Fathoni menerangkan, mahasiswa adalah kaum muda yang akan menjadi pelopor dalam segala bidang. Kepada para mahasiswa yang hadir, Toni menitipkan ajakan untuk mengawal proses pemilu ini akan berlangsung sukses dan transparan.
“Ruang politik kita harus mulai diisi dengan adu ide dan gagasan baik gagasan Capres dan Cawapres yang tertuang dalam visi misi, maupun gagasan dan rekam jejak pengabdian sosial caleg selama ini, agar anak muda kaum pelopor ini tidak larut dalam politik kebencian, politik adu domba melalui penyebaran konten dan narasi hoax yang terjadi seperti Pemilu 2019, “beber Toni.
Kenapa Partai Golkar menitipkan pesan itu? Karena saat ini sejumlah elit politik yang menjadi kontestan pemilu mulai menebarkan narasi-narasi yang mewakili pesimisme dalam Pemilu 2024.
“Ibarat pertandingan sebagian kaum ini sudah menyerah sebelum bertanding dengan menyebarkan narasi Pemilu 2024 pasti curang dan lain sebagainya,” ungkap Ketua Komisi A DPRD Kota Surabaya.
Toni menjelaskan, Gibran memang anak kandung Presiden Jokowi, kalau Gibran mau curang, maka tidak perlu ia turun keliling masyarakat sebagaimana yang dilakukan akhir-akhir ini. Dalam sehari ketika hari libur, Gibran turun diberbagai titik, antar Kabupaten didatangi agar bisa memenangkan hati masyarakat Indonesia.
Untuk itu, agar rakyat tidak menjadi korban dari propaganda kaum yang pesimis ini, Toni berharap mahasiswa dan mahasiswa bisa menjadi sukarelawan untuk pemilu bersih, dengan cara yang paling sederhana yakni menggunakan gadgetnya untuk merekam satu peristiwa yang bisa menurunkan kualitas demokrasi, baik politik uang maupun potensi kecurangan lain lalu kemudian memviralkan memalui akun media sosial yang dimilikinya.
“Saya juga berharap pemantau pemilu asing juga harus turun mengawasi segala tahapan pemilu di Indonesia bekerjasama dengan lembaga pemilu dalam negeri, sehingga pelaksanaan Pemilu 2024 bisa berlangsung dengan baik sesuai tujuan kita berpemilu,” tegas Toni.
Kenapa ini penting dilakukan, Menurut Toni, agar segala kerja keras partai pengusung dan seluruh relawan Prabowo- Gibran se- Indonesia yang berjuang siang dan malam mengenalkan Prabowo- Gibran ke kantong-kantong pemilih agar Prabowo- Gibran bisa memenangkan pemilu ini tidak kemudian dilabeli oleh pihak yang kurang beruntung dalam pemilu dengan sebutan pemilu curang karena Gibran anak Presiden. Sehingga terjadi disharmonisasi di tengah masyarakat Indonesia.
“Kalau sudah jadi kontestan pemilu harus siap menang dan siap kalah. Jangan karena kurang beruntung lalu jurus jalan ninja dikeluarkan bahwa pemilu curang,” pungkas Toni. (trs)