Surabaya, Respublika – Kota Surabaya terpilih menjadi pilot project wisata kesehatan bersama DKI Jakarta dan Kota Medan. Namun sejak dilaunching pada 27 September 2021 lalu, keseriusan Pemkot Surabaya untuk mewujudkan wisata kesehatan atau wisata medis tersebut dinilai lambat.
Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah mengatakan, Pemkot Surabaya kurang greget dan gercep (gerak cepat) dalam menyiapkan segala hal, untuk mendukung wisata kesehatan tersebut. Contohnya adalah kesiapan di rumah sakit yang dimiliki Pemkot Surabaya.
Sekadar informasi, terdapat 17 rumah sakit swasta dan milik pemerintah di Surabaya yang telah ditunjuk untuk menjadi destinasi wisata kesehatan. Salah satunya adalah RSUD dr M Soewandie, yang merupakan rumah sakit milik Pemkot Surabaya.
“Saya melihat upaya Pemkot Surabaya untuk menyukseskan wisata kesehatan ini kurang. Ada banyak hal yang harus disiapkan. Tidak hanya soal layanan kesehatannya saja yang mendapat perhatian, tapi juga sarana dan prasarana lain juga harus mendapat prioritas,” ujar Khusnul di Surabaya, Kamis (29/09/22).
Ia menegaskan, seharusnya pemkot harus gerak cepat menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk mendukung wisata kesehatan. Seperti segera meresmikan gedung graha yang ada di RSUD dr M Soewandie. Di graha yang belum diberi nama ini, akan memberikan pelayanan kesehatan yang aman, nyaman dan berkualitas.
“Kalau tidak segera dilaunching, kan tidak bisa melakukan promosi. Padahal di graha nantinya akan menjadi layanan kesehatan unggulannya RSUD dr M Soewandie. Selain itu, pada 2023 nanti RSUD dr M Soewandie juga akan mengembangkan layanan kesehatan cathlab hybrid. Seperti ini yang harus disiapkan secara matang. Mumpung sekarang sedang membahas anggaran 2023. Apa saja yang dibutuhkan,” terang Ning Kaka, sapaan Khusnul Khatimah.
Selain layanan kesehatan, legislator dari Fraksi PDI Perjuangan ini juga menyoroti soal semrawutnya kawasan di sekitar RSUD dr M Soewandie. Contohnya adalah tempat parkir.
“Parkir di RSUD dr M Soewandie memang tidak dikelola Dishub Surabaya, tapi oleh warga. Meski begitu, masalah ini juga harus menjadi perhatian pemkot. Sebab bicara wisata kesehatan, bukan hanya orang yang mau berobat, tapi juga penunggu pasien dan keluarganya. Jadi harus nyaman,” tegasnya.
Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan ini berharap, Pemkot Surabaya segera melakukan rapat menyamakan visi misi wisata kesehatan ini. Tidak hanya pihak rumah sakit, tapi juga instansi lain seperti dishub, lurah, camat, RT, RW dan warga yang lahannya dijadikan parkir.
“Dari sekian banyak yang harus disiapkan, saya menekankan agar graha yang ada di RSUD dr M Soewandie segera diresmikan. Supaya rumah sakit bisa segera gaspol melakukan promosi dan melakukan pengembangan layanan. Sehingga masyarakat tidak perlu ke luar negeri untuk berobat karena di Surabaya juga ada,” pungkasnya. (trs)