Festival Peneleh terselenggara berkat kolaborasi bersama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Bank Indonesia (BI) Jawa Timur, dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Peneleh. Acara ini merupakan bagian dari Java Culture Coffee (JCC) yang berlangsung mulai tanggal 5-7 Juli 2024 di kawasan Peneleh dan Jalan Tunjungan Surabaya.
Plh Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia, Jawa Timur, Bandoe Widiarto mengucapkan terima kasih kepada pemerintah kota dan Pokdarwis Peneleh atas terselenggaranya festival ini.
“Kita bersama-sama mengembangkan Kampung Peneleh ini dalam rangka mendukung pariwisata di Kota Surabaya. Dan baru saja dua hari yang lalu Surabaya juga launching Kota Lama. Dan ini merupakan salah satu destinasi yang juga menarik, sehingga akan menambah destinasi lain di Surabaya,” kata Bandoe.
Bandoe juga mengungkapkan alasan Bank Indonesia memilih Kampung Peneleh untuk pengembangan wisata sejarah di Kota Surabaya. Alasannya, karena dari hasil asesmen BI, Kampung Peneleh memenuhi unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas) 2P (Promosi dan Pelaku Usaha).
“Saya juga melihat bahwa Pokdarwis di sini sudah cukup kuat, ada kelompoknya. Dan salah satu kunci keberhasilan kota wisata ini adalah adanya keterlibatan dari masyarakatnya yaitu Pokdarwis,” ujar Bandoe.
Untuk itu, pihaknya berharap, melalui festival ini, ke depan Kampung Peneleh dapat semakin dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Sehingga diharapkan pula semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Kampung Peneleh.
“Saya juga titip kepada Ketua Pokdarwis dijaga kebersihannya dan dukungan-dukungan BI yang sudah diberikan selama ini, bisa dirawat, dijaga dengan baik. Dan juga tentunya nanti kita akan lakukan pendampingan – pendampingan yang diperlukan, supaya Peneleh ini benar-benar naik kelas dan mandiri,” ungkap Bandoe.
Ia menabahkan, kita bersama-sama mengembangkan Kampung Peneleh ini dalam rangka mendukung pariwisata di Kota Surabaya. Dan baru saja dua hari yang lalu Surabaya juga launching Kota Lama. Dan ini merupakan salah satu destinasi yang juga menarik, sehingga akan menambah destinasi lain di Surabaya.
Bandoe juga mengungkapkan alasan Bank Indonesia memilih Kampung Peneleh untuk pengembangan wisata sejarah di Kota Surabaya. Alasannya, karena dari hasil asesmen BI, Kampung Peneleh memenuhi unsur 3A (Atraksi, Aksesibilitas, Amenitas) 2P (Promosi dan Pelaku Usaha).
“Saya juga melihat bahwa Pokdarwis di sini sudah cukup kuat, ada kelompoknya. Dan salah satu kunci keberhasilan kota wisata ini adalah adanya keterlibatan dari masyarakatnya yaitu Pokdarwis,” ujar Bandoe.
Untuk itu, pihaknya berharap, melalui festival ini, ke depan Kampung Peneleh dapat semakin dikenal oleh masyarakat di Indonesia. Sehingga diharapkan pula semakin banyak wisatawan yang berkunjung ke Kampung Peneleh.
“Saya juga titip kepada Ketua Pokdarwis dijaga kebersihannya dan dukungan-dukungan BI yang sudah diberikan selama ini, bisa dirawat, dijaga dengan baik. Dan juga tentunya nanti kita akan lakukan pendampingan – pendampingan yang diperlukan, supaya Peneleh ini benar-benar naik kelas dan mandiri,” tambahnya.
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, M Ikhsan, hadir mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dalam Opening Festival Peneleh 2024 mengatakan, selain Festival Peneleh, sebelumnya BI Jawa Timur juga mendukung gelaran Tunjungan Romansa. Dukungan itu baik berupa inisiasi, maupun bantuan rombong bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
“Kemudian dua tahun ini, Bank Indonesia mengembangkan Peneleh. Jadi harapannya nanti di Peneleh juga berkembang pariwisata dan industri-industri kerajinannya. Sehingga kemudian ini menjadi jujugan wisata Surabaya, nyambung dengan Wisata Kota Lama,” kata Ikhsan mengawali sambutannya.
Ikhsan mengungkapkan bahwa banyak objek atau destinasi wisata sejarah di Kampung Peneleh Surabaya. Mulai dari Sumur Jobong peninggalan Majapahit, Langgar Dhuwur, Makam Belanda Peneleh, rumah kelahiran Presiden Pertama Republik Indonesia (RI) Ir Soekarno hingga Rumah HOS Tjokroaminoto.
“Jadi ini layak jual, karena bukan hanya untuk wisata, tapi juga edukasinya. Makanya kemudian sudah ada program untuk anak-anak sekolah Surabaya itu ketika hari-hari libur mereka nanti akan ke Kampung Peneleh sebagai jujugan wisata karena tempat belajar sejarahnya banyak,” ujarnya.
Karena itu, Ikhsan berharap, dukungan yang sudah dilakukan Bank Indonesia terhadap Kampung Peneleh dapat terus dijaga dan dikembangkan oleh masyarakat. Sebab, masih banyak potensi wisata lain yang bisa dikembangkan di Kampung Peneleh.
“Kami pemerintah kota mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh stakeholder yang berperan dalam pengembangan wisata di Peneleh melalui Festival Peneleh ini,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua Pokdarwis Peneleh, M Syahril dalam laporannya menyampaikan hasil pengembangan Kampung Peneleh Surabaya. Meski tidak mudah dan menghadapi berbagai tantangan, namun upaya yang dilakukan Pokdarwis Peneleh bersama warga akhirnya membuahkan hasil.
“Tamu-tamu mulai berdatangan, baik dari tamu lokal Indonesia maupun tamu internasional itu hadir di Peneleh. Jumlahnya pun tidak sedikit, mulai ratusan bahkan per tahun bisa mencapai angka ribuan,” kata M Syahril.
Bahkan, tekad Pokdarwis bersama warga dalam mengembangkan wisata sejarah Kampung Peneleh juga menunjukkan hasil signifikan. Alhasil, sejumlah penghargaan pun berhasil diraih oleh Kampung Peneleh. Di antaranya, Penyaji Terbaik Virtual Tour Tahun 2023 yang diadakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur hingga masuk di 500 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia.
“Tentu penghargaan-penghargaan ini menjadi motivasi bagi kita semuanya, bagaimana langkah kita ke depan agar kita bisa mengembangkan dengan baik potensi yang kita miliki ini,” pungkasnya. (trs)
Related Posts:
- JCC 2024 Bentuk Nyata Kontribusi BI Optimalisasi Pertumbuhan…
- Festival Peneleh 2023, Sinergi Pemkot Surabaya dan Bank…
- Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2023…
- Bukti Nyata BI Jatim Majukan Kopi Dalam Negeri di Event JCC…
- Festival Peneleh 2023 jadi Pemicu Pengembangan Wisata…
- Ini Dia Tiga Target BI Jatim di Java Coffe Culture 2022