Surabaya, Respublika – Ketua Komisi D DPRD Surabaya, Khusnul Khotimah, meminta Pemkot Surabaya untuk memasifkan sosialiasi program beasiswa Pemuda Tangguh Surabaya. Sebab hingga gelombang ketiga pendaftaran, jumlah pendaftar masih jauh dari kuota yang diberikan.
“Pendaftaran beasiswa bagi pelajar SMA/SMK/MA sederajat sudah diperpanjang dua kali. Namun ternyata pendaftarnya hanya 5 ribu siswa pada saat penutupan pada 8 Juli 2022 lalu. Padahal kuota beasiswa sebanyak 13.415,” ujar Khusnul di Surabaya, Selasa (12/07/22).
Khusnul menduga, minimnya pendaftar karena kurangnya sosialisasi yang dilakukan Pemkot Surabaya, dalam hal ini Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) selaku perangkat daerah yang bertanggung jawab melaksanakan program ini.
“Komisi D DPRD Surabaya sudah rapat bersama Disbudporapar, Bagian Hukum dan Dinas Sosial (Dinsos). Saya minta agar sosialisasi lebih digencarkan. Manfaatkan jaringan yang ada. Seperti RT, RW, organisasi pemuda atau komunitas pemuda lainnya. Sebab program ini menyasar kepada para pemuda jenjang menengah atas,” tuturnya.
Khusnul yang juga Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya ini juga mengaku, sangat menyayangkan petunjuk teknis (juknis) beasiswa SMA sederajat ini baru diberikan ke Komisi D sekarang. Padahal juknis sudah ditandatangani kepala dinas pada 29 Maret 2022. “Seandainya Komisi D tahu juknisnya, kami bisa memberikan masukan-masukan agar program beasiswa ini sukses,” ungkapnya.
Pendaftaran beasiswa yang ditutup pada 8 Juli 2022 lalu itu merupakan perpanjang yang kedua. Sebelumnya, pemkot sudah membuka pendaftaran sejak 17-24 Juni 2022.
Karena masih belum banyak pendaftar, diperpanjang hingga 30 Juni 2022. Meski sudah diperpanjang, masih saja belum banyak yang mendaftar. Akhirnya pemkot memutuskan untuk memperpanjang lagi masa pendaftaran hingga 8 Juli 2022.
“Rencananya pemkot dalam waktu dekat ini juga akan membuka pendaftaran lagi. Saya tekankan agar memasifkan sosialisasinya, agar pada pendaftaran berikutnya jumlah banyak,” tegasnya.
Sementara terkait Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang digunakan sebagai syarat menerima beasiswa, kata Khusnul, Disbudporapar bisa berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi Jatim. Sebab KKM masing-masing jenjang berbeda.
Komisi D, lanjutnya, juga meminta Pemkot Surabaya untuk mengklasifikasi program intervensi untuk pemuda, agar bantuan serupa merata diterima para siswa. Sebab yang sudah menerima beasiswa dari program lain, agar tidak menerima beasiswa lagi dari program Pemuda Tangguh Surabaya.
Agar program ini bisa berjalan baik, Ning Kaka, sapaan lekat Khusnul Khotimah, juga meminta agar pemkot membuat call center atau help desk. Tujuannya untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi terkait program ini.
Sementara itu, sesuai juknis, beasiswa ini berupa bantuan pendidikan yang diperuntukkan membeli buku, uang saku dan lainnya. Nilainya sebesar Rp200 ribu. Selain itu, siswa juga diberikan seragam pramuka, abu-abu, sepatu dan dua kaos kaki yang diberikan satu kali pada saat tahun ajaran baru.
“Semoga pada gelombang keempat nanti banyak pemuda Surabaya yang saat ini mengenyam pendidikan SMA/SMK/MA khususnya dari keluarga MBR banyak yang bisa mendapat beasiswa tersebut, karena kuotanya cukup banyak,” pungkasnya.(trs)