Surabaya, respublikanews – Akun tik-tok Wakil Walikota Surabaya Armuji tentang sosialisasi pencegahan stunting di like ribuan netizen.
Seperti diketahui, angka balita stunting di Surabaya turun hampir 400 kasus selama periode Januari hingga September 2023.
Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan 2022, prevalensi stunting Surabaya berada di level 4,8 persen atau 923 balita hingga awal Januari 2023.
Kemudian berturut-turut menurun pada Februari 872 kasus, awal Maret 850 kasus, awal April 805 kasus, awal Mei 2023 760 kasus, awal Juni 2023 712 kasus, awal Juli 653 kasus, awal Agustus 583 kasus, awal September 533. Terakhir hingga tanggal 26 September 2023 sebanyak 529 kasus.
Pencegahan stunting juga dilakukan dengan rutin membagikan Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri di sekolah-sekolah atau disediakan di puskesmas seluruh wilayah Surabaya.
Selain itu, sosialisasi calon pengantin (catin) melalui program Pendampingan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Pendampingan untuk ibu dan balita juga dilakukan dengan penyuluhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Selain itu, juga ada pemberian Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK).
Wakil Walikota Surabaya Armuji memiliki cara unik untuk mensosialisasikan upaya pencegahan stunting melalui video singkat yang dibagikan melalui akun tiktok @cakj1 .
“ Waduh iki makanan kurang sehat , mosok sego ambek kecap tok . Sik tak jelasno tak celukno doktere,” kata Cak Ji dengan logat Khas Arek Suroboyo, Sabtu (07/10/2023).
Postingan itu telah dilihat 70 Ribu lebih Netizen, disukai 3067 akun , dikomentari 75 akun dan dibagikan 50 kali.
Akun @Muhammad Nur Sidi17 turut memberikan komentar “lek GK onk duwek Yo kecap Karo krupuk “.
Cak Ji menyampaikan bahwa komitmen bersama Walikota Eri Cahyadi untuk mewujudkan kota Surabaya Zero Stunting dengan menggunakan cara – cara kreatif yang mudah dipahami masyarakat.
“ Kita bersama berjuang memberikan edukasi pada masyarakat dan menerapkan kebijakan menekan angkat stunting,” pungkas Cak Ji. (trs)