Surabaya, newrespublika – Insiden ‘Maut’ Kedungdoro Jumat dini hari pekan lalu (01/11/24) yang diduga akibat oknum pengunjung pulang dari RHU dalam keadaan mabuk membuat Komisi B DPRD Kota Surabaya begerak cepat memanggil pihak-pihak terkait (hearing), guna mencari solusi agar kedepan tidak terulang kembali.
Hearing Komisi B ini mengundang berbagai pihak diantaranya pemilik tempat hiburan AMBYAR dan PARADISE juga Himpunan Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum (Hiperhu) Kota Surabaya serta beberapa OPD terkait dari Pemkot Surabaya.
Namun rapat tidak dapat dilanjutkan karena pemilik/perwakilan dari 2 RHU terkait tidak hadir, dan menurut Farid Aviv Ketua Komisi B DPRD Surabaya selaku pimpinan rapat, akan diagendakan ulang minggu depan.
“Pemilik Ambyar dan Paradise tidak hadir, sementara kami komisi B dan Pemkot sudah lengkap dan Hiperhu juga sudah hadir. Maka kami akan agendakan Senin depan, yang akan melibatkan Pariwisata Jatim dan DLH Jatim, terkait perijinannya,” ujar Farid Aviv, Senin (11/11/2024)
Farid Aviv menegaskan bahwa pihaknya akan meminta Pemkot Surabaya bertindak tegas kepada 2 RHU tersebut, jika Kembali tidak hadir dalam rapat dengar pendapat yang digelar Komisi B DPRD Surabaya.
“Kalu tidak hadir lagi, maka kami meminta kepada Pemkot untuk melakukan penyegelan tempat tersebut, sampai pemiliknya mau hadir di dewan,” pungkasnya.
Terpisah, George Handiwiyanto selaku Ketua Himpunan Pengusaha Rekreasi dan Hiburan Umum (Hiperhu) Kota Surabaya mendorong agar semua pihak bisa kompak untuk bersama-sama membuat kesepakatan di tingkat kebijakan yang melibatkan eksekutif, legeslatif dan juga aparat keamanan (Pol-PP dan Kepolisian).
Dia meminta agar semua pihak tidak lagi menganggap bahwa RHU ini adalah tempat yang rusak dan tidak bisa diatur, karena tempat usaha ini juga mengurus perijinan, membayar pajak dan sekaligus bisa memberikan lowongan pekerjaan.
Intinya, Advocate senior di Surabaya ini berharap agar pengusaha RHU bisa berjalan seiring secara bersama-sama dengan semua pihak terkait.
“Jangan hanya sebatas ijin dikeluarkan, tetapi juga berkesinambungan. Jadi bagaimana masyarakatnya senang, yang kerja juga senang, yang datang juga merasa aman, demikian juga dengan masyarakat diluar sehingga tidak terjadi kecelekaan,” ucapnya usai hearing dengan Komisi B.
Sebaiknya, kata dia, sebelum kejadian bisa disampaikan ke organisasi (Hiperhu-red), agar pihaknya bisa di tindaklanjuti ke anggota (RHU). “Jangan setelah kejadian baru rame-rame. Tapi ayo berjalan bersama-sama” pintanya.
Di akhir paparannya kepada sejumlah awak media, George Handiwiyanto mengaku salut kepada pengusaha RHU yang dengan serta merta memberikan santunan kepada keluarga korban. “Ini soal nyawa. Maka saya salut dengan mereka,” pungkasnya. (trs)