Surabaya, newrespublika – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya tengah fokus menangani banjir di tiga titik wilayah Surabaya, yaitu di Jalan Tengger Raya (Sambikerep-Benowo), di jalan Pakal Madya Kecamatan pakal, dan di depan perumahan Pondok Benowo Indah (PBI).
Di tiga titik itu, Satgas Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya tengah mengebut pembangunan tanggul, pembangunan bozem dan mengeruk saluran.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan, untuk penanganan banjir di wilayah Tengger Raya pihaknya saat ini mengebut pembangunan tanggul penahan. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan peninggian Jalan Tengger Raya antara 30-50 centimeter dengan panjang sekitar 500 meter, termasuk pula pengerukan dan pendalaman bozem di wilayah tersebut.
“Saya tadi sudah cek ke sana, ternyata teman-teman Satgas bergerak cepat dan tadi sudah hampir dapat 1 meter. Kita memang percepat pembangunan tanggul dulu keburu hujannya datang lagi,” kata Syamsul saat jumpa pers di kantor Diskominfo Kota Surabaya, Rabu (21/2/2024).
Selain di wilayah Tengger Raya, Pemkot Surabaya juga tengah fokus menyelesaikan banjir di Pakal Madya. Meskipun sebenarnya di Tengger Raya dan di Pakal Madya ini adalah banjir kiriman dari Gresik. Di Wilayah Pakal Madya ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi sudah memerintahkan jajarannya untuk membangun tanggul juga.
“Jadi, kita sudah bangun tanggul darurat atau tanggul sementara dengan memasang sandbag (karung pasir). Biasanya sandbag ini diisi pasir, tapi tadi saya sudah meminta untuk diisi aspal-aspal bekas. Itu yang kita lakukan darurat dan nanti kita akan lakukan tanggul ini secara permanen,” tegasnya.
Di samping itu, Pemkot Surabaya juga fokus penanganan banjir di Benowo depan perumahan Pondok Benowo Indah (PBI). Di lokasi ini, pembangunan box culvert sementara ini memang berhenti sampai di situ, sehingga airnya tak terbendung.
“Makanya, untuk di lokasi ini kita carikan jalan airnya menuju ke saluran Sememi dan kita juga keruk salurannya supaya lebih dalam dan bisa menampung air lebih banyak,” kata dia.
Syamsul juga menjelaskan secara umum banjir di Surabaya Barat itu diakibatkan oleh beberapa hal. Pertama, salurannya memang belum terkoneksi semua dengan baik, sehingga ke depan pemkot akan terus mengkoneksikan saluran-saluran itu, termasuk melanjutkan pembangunan box culvert hingga ke perbatasan gresik.
Kedua, pompa air dan fasilitas pompanya masih banyak yang kurang, dan belum ada saluran yang menuju ke laut, serta masih banyak yang belum dilengkapi rumah pompa, sehingga ketika air pasang, airnya tabrakan antara air darat dan air laut, lalu terjadilah banjir. Ketiga, karena kontur Surabaya di bawah kontur Gresik, akhirnya Surabaya dapat banjir kiriman dari area di atasnya.
” Seperti di wilayah Tengger Raya, sebetulnya hujannya sudah selesai, sudah tidak hujan, sehingga waktu itu kami pulang dengan bahagia, tapi ternyata tidak lama kemudian meskipun tidak hujan di wilayah itu, banjir lagi karena dapat kiriman, karena konturnya Gresik lebih tinggi daripada Surabaya,” ujarnya.
Oleh karena itu, saat ini Pemkot Surabaya melakukan berbagai upaya untuk menahan banjir kiriman itu, sehingga diharapkan ketika di Gresik itu hujan tidak menimbulkan genangan di wilayah Surabaya Barat. “Jadi, kita bangun dinding penahan, bozem dan keruk saluran supaya tidak menyebabkan banjir di Surabaya,” katanya.
Syamsul juga menjelaskan pengendalian banjir secara umum di Kota Surabaya, yaitu di hulunya di tahan, kemudian di tengah dilakukan manajemen, dan di hilirnya dilakukan percepatan pengalirannya. Nah, dalam rangka mempercepat pengaliran air itu, Pemkot Surabaya menggunakan pompa air. “Saat ini, Pemkot Surabaya mempunya pompa air berkapasitas antara 1 meter kubik perdetik sampai yang paling besar 5 meter kubik perdetik,” kata dia.
Ia juga memastikan bahwa jumlah total rumah pompa di Surabaya sebanyak 72 rumah pompa, dan masing-masing rumah pompa itu ada yang memiliki 2 pompa, 3 pompa dan bahkan ada yang 7 pompa. Sedangkan total semua pompa se Surabaya sebanyak 315 unit.
“Kalau 315 unit pompa dikalikan dengan titiknya masing-masing yang bermacam-macam itu, maka total kita bisa menghabiskan air 513 meter kubik perdetik. Itulah sebabnya kalau ada genangan di Surabaya cepat surut,” pungkasnya. (trs)