Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengatakan, pengosongan lahan Kampung 1001 Malam dan bawah jembatan tol bukan hanya digunakan untuk pembangunan rumah pompa. Akan tetapi, warga yang telah lama tinggal di kawasan ini juga dipindahkan ke rumah susun sewa sederhana (Rusunawa) Sumur Welut.
“Warga yang ber-KTP Surabaya, bukan sekadar kami memindahkan ke rusun, tapi juga sediakan pekerjaan. Kami juga berkoordinasi dengan Bu Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) khusus warga non-KTP Surabaya, juga akan dipindahkan ke rusun yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov),” kata Wali Kota Eri Cahyadi.
Wali Kota Eri menjelaskan, pemindahan warga ke rusunawa juga akan dipantau langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Wali Kota Eri berharap, setelah warga yang ber-KTP Surabaya dipindah ke rusunawa, hidupnya semakin sejahtera.
“Saya harapkan, kemiskinan yang masuk desil 1 di Surabaya berkurang dan pendapatannya bisa Rp 5 juta per bulan. Mengingat sebelumnya di tahun 2021 kan saya konsen dengan Covid-19, sedangkan sekarang di 2022 baru bisa konsen ke penanganan sumber daya manusianya,” jelas Wali Kota Eri.
Rencananya, pemindahan warga yang tinggal di kawasan tersebut akan dilaksanakan pada Rabu (19/10/2022) mendatang secara bertahap. Yang dipindahkan terlebih dahulu adalah warga yang tinggal di bawah kolong jembatan tol.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu menyampaikan, bukan hanya memindahkan tempat tinggal, pemkot juga akan memindahkan sekolah anak – anak warga di kawasan tersebut.
“Makanya kenapa saya turun langsung ke lapangan, tujuannya untuk memastikan sekolahnya anak – anaknya juga. Jadi pemerintah bukan hanya menggusur tok (tidak asal gusur saja), tapi sekaligus memberikan kepastian administrasi kependudukannya, sekolah, dan sebagainya,” papar Cak Eri.
Cak Eri melanjutkan, warga yang dipindahkan dari kawasan tersebut akan diberi pelatihan dan pekerjaan. Mulai dari menjahit, pertukangan, membuat paving dan sebagainya.
“Jadi kita sesuaikan dulu minat dan kemampuannya di bidang apa, nanti kita arahkan dan dilatih, agar pendapatannya meningkat jadi Rp 5 juta per bulan,” sebutnya.
Semenatara itu, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya, Anna Fajriatin menyebutkan, warga yang berada di bawa kolong jembatan tol ada 16 Kepala Keluarga (KK) sedangkan di Kampung 1001 Malam ada 146 KK.
Untuk sementara waktu, Anna menerangkan, 16 warga yang sebelumnya tinggal di bawah kolong jembatan tol ditampung terlebih dahulu di kantor Kecamatan Lakarsantri.
“Karena rusunawa yang akan ditinggali masih dibersihkan sebagian, jadi sementara tinggal kami tampung di Kantor Kecamatan Lakarsantri dulu. Insyaallah akan selesai semua pada Rabu (19/10),” terang Anna.
Anna menambahkan, mayoritas yang tinggal di kawasan ini adalah warga Surabaya. Untuk administrasinya, lanjut dia, saat ini juga sedang diproses oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispnedukcapil) Agus Imam Sonhaji.
“Begitu pula dengan pemindahan sekolah, juga sedang diproses oleh rekan – rekan dari Dinas Pendidikan (Dispendik),” pungkasnya. (trs)
Related Posts:
- Warga Kolong Jembatan Tol Dupak yang Digusur Dipindah ke…
- Keren, Di Surabaya Bayar Restribusi Rusun Pakai Cashless
- Eks Warga Kolong Jembatan Tol Dupak Sangat Senang Dipindah…
- Pemkot Surabaya Lanjutkan Betonisasi Jalan Dupak sisi…
- Tiga Tahun Terakhir, Pemkot Surabaya Bangun 16 Rumah Pompa…
- Rusunawa Sediakan Unit Usaha, Baktiono: Sangat Membantu…