Surabaya, Respublika – Dicabutnya PPKM oleh Presiden Jokowi Widodo menjadi signal positif bagi pergerakan ekonomi nasional, termasuk Kota Surabaya yang merupakan kota bisnis, jasa dan perdagangan, belanja, dan city tourism.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi B DPRD Kota, dr. Zuhrotul Mar’ah mengatakan, dicabutnya PPKM berarti pergerakan manusia tidak lagi dibatasi, namun tetap dengan protokol kesehatan (Prokes).
“Saya melihat di Surabaya sendiri semuan kran ekonomi sudah dibuka seperti konser, tahblik Akbar, pameran, wisata, ini tentu akan mendongkrak ekonomi lebih tinggi lagi,” ujarnya di Surabaya, Rabu (04/01/23).
Ia menerangkan, disektor MICE (Meeting, Intensive, Converence, and Exhibition) akan ramai seiring dengan dicabutnya PPKM.
Misalnya, kata legislator PAN Surabaya ini, okupansi hotel akan naik karena tidak ada lagi pembatasan jumlah tamu yang menginap. Begitu juga dengan exibition, pameran sudah kembali digalakkan dengan tidak lagi ada pembatasan pengunjung.
“Kami berharap ekonomi Surabaya bisa melejit, termasuk pendapatan masyarakatnya juga bisa meningkat. Karena, meski PPKM di cabut tapi aktifitas ekonomi warganya melempem maka tidak akan mengerek kemajuan ekonomi Surabaya,” tutur anggota Fraksi PAN-PPP Surabaya ini.
Untuk itu, tambah Zuhrotul Mar’ah, dengan gencarnya Pemkot Surabaya melalui program pemberdayaan ekonomi warga ini sangat pas disaat PPKM di cabut.
“ Kami berharap daya beli masyarakat naik supaya pergerakan ekonomi Surabaya melejit,” terang Zuhrotul Mar’ah.
Dirinya kembali mengatakan, pertumbuhan ekonomi akan terkerak naik manakala daya beli masyarakat nya juga sangat bagus. Begitu juga dengan UMKM, sektor ini akan maju jika daya beli masyarakat juga meningkat.
“Jadi meski PPKM di cabut tapi kalau daya beli masyarakat nya turun, ya tetap tidak bisa mendongkrak ekonomi Surabaya. Jadi ini momen yang sangat baik saat PPKM di cabut, mari kita bersama gotong royong memajukan ekonomi Surabaya,” pungkasnya. (trs)