Surabaya, Respublika – Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am menanggapi potongan pidato Ketua PDI Perjuangan, Megawati Soekarno Putri yang menjadi ramai soal ibu-ibu pengajian yang dikaitkan dengan fenomena stunting di Indonesia di acara Kick Off Meeting Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting di Jakarta, Kamis (16/2).
“Saya melihat ibu-ibu tuh ya maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya beribu maaf, jangan lagi saya di-bully. Kenapa toh seneng banget ngikut pengajian ya? Iya lho maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu lho,” katanya.
Menurut Ketua Bamusi Kota Surabaya ini, pertanyaan itu muncul seiring kekhawatiran Megawati akan naiknya angka stunting yang dialami anak-anak Indonesia beberapa waktu ke belakang.
“Maksud penekanan utama dalam pidato Bu Mega adalah bukan pada aktivitas pengajiannya, melainkan pada manajemen waktu. Aktivitas boleh berubah, tapi jika manajemennya masih sama, maka kritik akan selalu ada.” Ungkap Abdul Ghoni.
Abdul Ghoni juga menyampaikan bahwa pemerintah juga sudah membuat program-program untuk menangani kasus stunting namun disinilah titik kritis penanganan stunting di Indonesia.
Bahwa pemerintah pada dasarnya hanya bisa menjadi mesin pendorong melalui berbagai kebijakan publik pengentasan stunting sedangkan mesin utama perubahan justru terletak pada peran aktif keluarga.
Megawati juga menuturkan bila dirinya tidak bermaksud untuk melarang ibu-ibu ikut kegiatan religi. Akan tetapi, dia mengimbau agar orangtua fokus pada tumbuh kembang anaknya.
” Alih-alih sering meninggalkan rumah, Megawati meminta ibu-ibu lebih memperhatikan asupan gizi untuk tumbuh kembang si buah hati,” pungkas Abdul Ghoni. (trs)