Rapat dengan Satpol PP, Salah Satunya yang Dibahas Soal Degradasi Etika Bermasyarakat di Kalangan Gen Z

Rapat dengan Satpol PP, Salah Satunya yang Dibahas Soal Degradasi Etika Bermasyarakat di Kalangan Gen Z

Surabaya, newrespublika – Komisi A DPRD Kota Surabaya meminta Satpol PP untuk menggelorakan etika moral berbangsa dan bernegara di setiap sekolah-sekolah.

Komisi A menilai, hadirnya Gen Z dan Generasi Strowberry membuat nilai-nilai etika bermasyarakat maupun bernegara terjadi degradasi.

Wakil Ketua Komisi A, Pdt. Rio Patiselanno mengatakan, ada empat dinas yang kita undang namun point terakhir saat rapat dengan Satpol PP ada satu garis penting yaitu, bagaimana kita hidupkan lagi etika dan moral generasi kini dalam pergaulan di masyarakat.

Contohnya, kata Rio, upacara bendera apakah itu masih ada atau tidak. Berbeda saat zaman kami di usia masih sekolah dimana baik SD, SMP, dan SMA yang namanya upacara bendera itu selalu ada. Tidak hanya itu, pendidikan pancasila juga selalu hadir di bangku-bangku sekolah.

“ Sehingga akhirya kita menjadi dewasa dalam pergaulan, dan kita tahu etika dan moral di tengah-tengah masyarakat. Ini sepertinya yang hilang dari generasi saat ini,” ujar Pdt. Rio Patiselanno kepada wartawan di Surabaya, Selasa (22/10/24).

Ia menambahkan, Komisi A meminta agar Satpol PP turun ke masyarakat menghidupkan kembali nilai-nilai moral dan etika yang hilang. Sehingga di masyarakat betul-betul terbangun. Dan Satpol PP harus turun ke sekolah-sekolah ikut didalam upacara bendera, dan memberikan masukan-masukan kepada generasi muda.

Selain membahas soal hilangnya etika bermasyatakat di kalangan Gen Z, jelas Rio, Komisi A juga meminta kepada Satpol PP agar Quick Respon 112 atau reaksi cepat itu mudah diakses oleh masyarakat dari 112 Command Centre itu 7 menit langsung bereaksi.

“ Problemnya saat ini ternyata adalah, ketika warga menelepon 112 untuk pengaduan itu sangat lama responnya. Ini yang kita minta Satpol PP untuk membenahi, agar telpon 112 cepat respon,” tegas Rio Patiselanno.

Dirinya kembali menambahkan, Satpol PP sekarang sudah membenahi dengan sistem Jasnita yaitu, layanan aplikasi darurat.  Tujuannya memotong jalur kendala ketika warga menelepon 112 seolah-olah tidak diangkat tapi nadanya masuk.

“ Nah, dengan Jasnita ini akses telepon Command Centre 112 untuk pengaduan warga sudah tidak menjadi kendala lagi dan mudah di telepon,” ungkapnya.

Sementara Kasatpol PP Surabaya M. Fikser menambahkan, sudah dua bulan ini jalur command centre 112 sudah kami ubah ke layanan Jasinta. Jasnita ini suatu layanan swasta untuk mempercepat telpon pengaduan masuk dan langsung si respon.

“ Layanan ini agar tidak lagi ada hambatan bagi warga untuk mengadu ke 112. Karena selama ini warga bilang tidak masuk padahal telpon masuk, nah ini di call taker mana yang terhambat. Tapi sekarang sudah ada perubahan drastis,” pungkas Fikser. (trs)