Surabaya, Respublika – Salah seorang pelajar Madrasah Ibtidaiyah (MI) setingkat SD di Tambak Deres Bulak, Kelurahan Bulak, Kota Surabaya Fathul Arifin tidak mau sekolah karena terkendala tidak punya buku pelajaran
Alasan Fathul Arifin tidak mau bersekolah karena tidak mempunyai buku pelajaran, sehingga malu dengan teman-temannya. Berita itu sempat terdengar oleh Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya Abdul Ghoni Mukhlas Ni’am sehingga datang mengunjungi kediaman Fathul Arifin yang berada di Jalan Bogoramin 2/6 A , Kecamatan Bulak.
Berdasarkan informasi yang dihimpun ayah Fathul, Moch Imron bekerja sebagai tukang las serabutan di Bronggolan, Surabaya dengan penghasilannya Rp900 ribu per bulan dan itu tidak menentu. Sedangkan ibunya tidak bekerja.
Wakil Walikota Surabaya Armuji yang mendatangi Fathul Arifin juga memberikan motivasi agar siswa Madrasah Ibtidaiyah itu kembali bersekolah keesokan harinya.
“ Nanti tanggungan Buku LKS – nya saya bayarkan supaya besok dapat kembali sekolah ,kalau ada kelebihan sisanya jangan dibelikan latto – latto,” kata Armuji.
Dirinya mengungkapkan bahwa sebenarnya pihak sekolah juga sudah menghubungi agar fathul kembali masuk sekolah. tapi Fathul ini tetap tidak mau karena malu belum punya bukunya. Terhitung Sudah tiga hari tidak masuk sekolah.
“ Nanti akan dikomunikasikan agar mendapatkan keringanan dari sekolah karena status orang tua merupakan Masyarakat Berpenghasilan Rendah , akan tetapi saya berikan motivasi semangat belajar juga harus dijaga sehingga nanti dapat menjadi generasi unggul yang mampu diharapkan,” jelas Armuji.
Sesuai dengan keterangan ibu Siti sumaiyah ,ayah Fathul dulu sempat berjualan keliling es saridele, sehingga masih mampu mencukupi kehidupan sehari-hari, termasuk menyekolahkan anaknya. Namun, karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), akhirnya terpaksa bekerja sebagai tukang las di Bronggalan dengan gaji seadanya.
Menurut Siti, kekurangan kebutuhan sekolah Fathul saat ini sebesar Rp485 ribu dengan rincian dua buku semester 2 sebesar Rp250 ribu, infaq bulan Januari sebesar Rp75 ribu, kalender sebesar Rp10 ribu, infak semester 1 kurang Rp150 ribu. (trs)