Surabaya, Respublika – Anggota Komisi C DPRD Surabaya dari PDI Perjuangan, Sukadar mendesak Pemkot Surabaya secepatnya melakukan intervensi khususnya ke warga RW02 Kelurahan Simomulyo Baru, terkait permakanan untuk lansia.
Usai ditemui saat Reses Dewan di Simo Pomahan, Jumat Malam (07/01/24) Sukadar mengatakan, sejak program permakanan lansia tidak lagi dikelola oleh Kelurahan melalui Dana Kelurahan (Dakel) melainkan di take over Dinan Sosial (Dinsos), jatah permakanan lansia di Simopomahan kian hari semakin berkurang.
“Dilihat dari postur APBD Surabaya 2023 anggaran permakanan lansia bahkan ditambah, sementara mengapa jatah permakanan lansia terus berkurang ada apa ini,” ujar Sukadar kepada media di Simopomahan, Jumat malam (27/01/23).
Ia menjelaskan, dirinya menerima laporan dari sejumlah koordinator lansia di RT-RT bahwa selalu saja setiap hari ada pengurangan jatah permakanan lansia.
“ Mungkin Dinsos pikir yang lansia sudah wafat semua, padahal bukan itu penyebab nya. Bisa jadi data lansia yang ada di Kelurahan tidak semuanya terangkut di Dinsos Surabaya, bahkan data lansia dari tahun ke tahun pasti ada penambahan, sementara jatah permakanan terus berkurang,” tegas elit DPC PDI Perjuangan Surabaya ini.
Sukadar menceritakan, banyak RT dan RW di Kelurahan Simomulyo Baru mengeluhkan terus berkurangnya data lansia untuk permakanan, belum lagi terkait dengan anak-anak Yatim Piatu.
“Permakanan Yatim Piatu juga kita anggarkan, namun faktanya berkurang. Bahkan yang kemarin mendapat jatah makan, sekarang malah di stop. Ini yang dinilai negatif kan RT/RW nya di mata warganya, dipikir ketua RT/RW nya yang memotong jatah permakanan lansia, padahal mereka selalu mengajukan data penambahan baru,” tutur anggota dewan Surabaya dari PDIP tiga periode ini.
Untuk itu, kata Sukadar, diperlukan intensitas komunikasi antara Dinsos denga Kelurahan terkait data lansia, hal tersebut bertujuan agar data valid terbarukan sehingga jatah permakanan untuk Lansia tidak berkurang.
“Kami minta Dinsos Surabaya untuk berkoordinasi dengan Kelurahan, sehingga manajemen distribusi permakanan lansia tidak amburadul,” pungkasnya. (trs)