Surabaya, Respublika – Telah beredar bahwa aliran Sungai yang ada di belakang Pakuwon City Mall tepatnya yang ada di Kelurahan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Kota Surabaya tengah ramai di perbincangkan oleh warga di media sosial.
Lantaran di video tersebut memperlihatkan kondisi Sungai yang tercemar parah, dengan permukaan air penuh dengan busa dan tidak bisa melihat air sama sekali.
Video tersebut berawal diunggah oleh beberapa akun media sosial di Instagram. Dan disebutkan lokasi sungai yang tercemar tepat di belakang Pakuwon City Mall.
“Sering banget lewat sini dan hari ini miris banget liatnya. Banyak yang komenin kayak salju atau awan padahal kenyataannya ini limbah yang menggunung sampe sungainya ga keliatan. Semua orang yang lewat juga gak heran seolah-olah ini hal yang biasa terjadi. Semoga semuanya cepat ditanggulangi oleh pihak yang berwajib karna bumi ini perlu dijaga rek,” tulis dari salah satu media Surabaya.
Wakil Walikota Surabaya, Armuji, tidak lama langsung merespon video yang viral tersebut. Cakji sapaan akrab orang nomor dua di Kota Surabaya langsung mendatangi lokasi tersebut untuk mengetahui penyebab pastinya aliran Sungai Kalimas berbusa.
“Wah ini kenapa kok bisa seperti ini sungainya, harus segera di cek kenapa kok bisa berbusa sungainya dan segera mencari solusinya,” tanya Wakil Walikota Surabaya.
Menurut Armuji, berdasarkan dari kejadian sebelumnya, biasanya fenomena semacam ini berasal dari limbah rumah tangga. Meski begitu, ia akan memastikan terlebih dulu dengan melibatkan Dinas terkait agar bisa dipastikan lebih konkrit.
“Kita akan terus perbanyak mesin penyaring untuk mengendalikan polutan yang ada di rumah tangga, dari air bekas mandi, mencuci baju, WC, dan sebagainya,” ujar politisi dari PDIP.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro, memastikan tidak ada limbah yang berasal dari pabrik akibat peristiwa tersebut. Karena memang di lokasi sekitar tidak ada pabrik yang berdiri, yang ada hanyalah rumah warga, mall, dan apartment.
“Tidak ada indikasi dari limbah pabrik ini harusnya. Maka dari itu kita akan selalu koordinasikan untuk membuat mesin penyaring agar bekerja secara optimal sebelum masuk ke badan air itu tidak berbusa,” tutur Hebi.
Hebi menjelaskan busa tersebut muncul karena ada turbulensi atau pengadukan dari proses pemompaan. Apalagi, pada saat musim kemarau debit air menjadi sedikit, sehingga polutan tersebut konsentrasinya besar di sungai. Sedangkan pada saat musim hujan konsentrasi polutan kecil, karena terjadi pengenceran air hujan.
“Penyebab busa tersebut adalah limbah cair kegiatan dari rumah tangga yang langsung dibuang ke sungai antara lain, minyak goreng, air bekas cucian baju dan cucian dapur, dan sebagainya hingga saat pengolahan mengeluarkan busa,” pungkasnya Hebi.(trs)