Surabaya, Respublika – Memasuki bulan September, ribuan Pohon Tabebuya kembali bermekaran di Kota Surabaya. Tentu saja, momen tersebut semakin menambah keindahan dan eksotisme jalan protokol di Kota Pahlawan.
So, jalan-jalan ke Surabaya pas bulan September serasa di Osaka Jepang, tidak salah jika Surabaya dijuluki ‘Osaka Van Java’.
Sejak tahun 2010, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memang telah memulai penanaman pohon yang memiliki nama latin tabebuia ini. Setidaknya ada dua spesies utama tabebuya yang ditanam di Kota Pahlawan. Kedua spesies itu adalah Tabebuia Rosea (daun lebar) dan Tabebuia Chrysantha (berdaun kecil).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, sejak tahun 2010 hingga sekarang, ada sebanyak 16.263 Pohon Tabebuya yang telah ditanam pemkot. Ribuan pohon tersebut memiliki lima varian warna.
“Jadi ada lima jenis warna Tabebuya di Kota Surabaya. Yakni, Tabebuya warna pink, putih, kuning, merah dan ungu,” kata Agus Hebi saat konferensi pers di eks Kantor Bagian Humas Pemkot Surabaya, Jumat (2/8/2022).
Hebi lantas merinci jumlah keseluruhan Pohon Tabebuya dengan lima spesies warna yang telah ditanam tersebut. Yakni, untuk warna putih dan pink, berjumlah 11.392 pohon. Kemudian, untuk Tabebuya warna kuning, ada sebanyak 4.609 pohon.
“Sedangkan untuk Pohon Tabebuya warna ungu ada 100 pohon dan warna merah 162 pohon. Sehingga, jumlah total tabebuya yang telah ditanam hingga sekarang ada sebanyak 16.263 pohon,” ungkap dia.
Ribuan Pohon Tabebuya yang telah ditanam tersebut, dikatakan Hebi, lokasinya tersebar jalan-jalan protokol Kota Pahlawan. Di antaranya, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ir Soekarno, Jalan Mayjend Sungkono, Jalan Manyar, Jalan Kertajaya, Jalan Sulawesi, Jalan Ngagel, Jalan Diponegoro, hingga Jalan Gentengkali.
“Tabebuya ini mulai berbunga pada sekitar bulan April dan September. Bunganya bertahan kurang lebih 3-4 hari kemudian rontok,” terangnya.
Menurut Hebi, Pohon Tabebuya ini merupakan jenis tanaman yang tahan terhadap panas. Sehingga sangat cocok dengan iklim di Kota Surabaya. Apalagi, dalam perawatannya, Pohon Tabebuya juga sangat mudah.
“Karena Pohon Tabebuya ini lebih banyak membutuhkan paparan sinar matahari, sehingga memang kita lebih banyak menanamnya di jalan-jalan protokol Surabaya,” ujarnya.
Selama ini, Hebi menyebut, bahwa pemkot melalui DLH, rutin melakukan perawatan pohon yang berasal dari Amerika Selatan/Latin tersebut. Perawatan rutin yang dilakukan itu berupa penyiraman dan pemupukan.
Di samping itu, pihaknya juga melakukan perantingan bagi pohon yang tumbuhnya tidak teratur. Perantingan dilakukan demi menjaga keamanan dan keselamatan warga serta para pengguna jalan. “Pohon Tabebuya ini dapat berbunga dalam waktu 2,5 – 3 tahun usia tanam,” imbuhnya.
Hebi menambahkan, ke depan pemkot akan terus menambah jumlah Pohon Tabebuya di Kota Surabaya. Utamanya, untuk warna tabebuya yang jumlahnya masih sedikit seperti merah dan ungu. Sebab, selain menambah keindahan kota, keberadaan pohon ini juga dapat memperbanyak kadar oksigen di Surabaya.
“Warna tabebuya yang sedikit ini nantinya akan kita perbanyak. Karena memang sudah menjadi merek, maka kita akan tambah. Kita lihat nanti kemampuan anggaran, yang penting akan kita tambah,” pungkasnya. (trs)