Surabaya, Respublika – Walikota Surabaya Eri Cahyadi memiliki tangan besi dalam memajukan ekonomi Surabaya, terutama di sektor riil, yaitu, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
Hal ini tidak lepas dari impian Eri Cahyadi sejak awal menjadi Walikota Surabaya yaitu, Ekonomi Bergerak Cepat dengan pulih lebih awal pasca pandemi Covid-19.
Upaya tangan besi Eri Cahyadi sudah mulai menampakkan hasil, dengan gencarnya Pemkot Surabaya menjalankan program Padat Karya dan membantu usaha warganya di sektor UMKM.
Dengan Padat Karya, warga yang sebelumnya tidak memiliki penghasilan layak hidup berubah 90 derajat, dimana warga Surabaya kini sudah memiliki penghasilan rata-rata Rp4-6 juta per bulan melalui program Padat Karya.
Ditengah gencar-gencarnya program Rumah Padat Karya, Pemkot Surabaya pun serius memajukan usaha yang langsung bersinggungan dengan warganya melalui UMKM.
Keseriusan tersebut terlihat dari keberanian Walikota Eri Cahyadi yang mematok angka 40 persen dari total APBD Kota Surabaya di Tahun 2023 untuk alokasi anggaran pemberdayaan UMKM.
“ Kita serius konsen memajukan UMKM. Itu bisa dilihat dari keberanian kami, dimana APBD Kota Surabaya di tahun 2023 alokasi anggarannya untuk sektor UMKM sebesar 40 persen, atau senilai Rp3 triliun,” ujar Walikota Surabaya Eri Cahyadi di Balaikota Surabaya, Rabu (26/10/2022).
Jika dikalkulasikan dengan besaran APBD Kota Surabaya yang diperkirakan mencapai Rp11,2 Triliun di Tahun 2023, maka sudah dipastikan anggaran daerah Kota Surabaya digelontorkan untuk kepentingan kemajuan UMKM sekitar Rp3 triliun.
Belum ada daerah manapun di negeri ini yang berani mengalokasikan 40 persen APBD nya untuk kepentingan UMKM, baru Surabaya.
“ Alokasi anggaran sebesar itu demi kemajuan UMKM Surabaya. Ini keseriusan kami demi kebangkitan ekonomi pasca pandemi, dan warga bisa memiliki penghasilan dari usaha yang kita bina dan latih selama ini,” terang Eri Cahyadi.
Ia menjelaskan, tujuan mengalokasikan 30 persen APBD Kota Surabaya di 2023 untuk mengentaskan kemiskinan, pengangguran, dengan memberdayakan UMKM.
Berbicara UMKM, kata mantan Kepala Bappeko Surabaya ini, tidak hanya produk kue, snack, atau kulinernya saja. Melainkan juga ada produk batik, paving, souvernir, sepatu, dan tas.
“Jadi, anggaran Pemkot Surabaya yang dikerjakan oleh UMKM sebesar Rp3 triliun. Kita ingin ekonomi Surabaya bangkit dan melaju pesat, seiring dengan kemajuan UMKM,” ungkap Eri Cahyadi.
Selain penguatan ekonomi warga di sektor UMKM, Pemkot Surabaya pun gencar menginisiasi program ‘Rumah Padat Karya’ di lahan aset milik Pemkot Surabaya, yang berfungsi sebagai rumah produksi dengan mayoritas karyawannya adalah warga MBR.
Program rumah padat karya yang digagas Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi memiliki filosofi dan harapan besar yang terkandung di dalamnya. Yakni, bagaimana masyarakat Kota Surabaya bisa mendapatkan pekerjaan dan memiliki penghasilan dengan cara gotong-royong.
“Mimpi besar saya di program padat karya adalah semua masyarakat mendapatkan dan memiliki pekerjaan dengan bahu membahu berjibaku bersama pemerintah kota, dengan berjalan secara gotong-royong memanfaatkan kebersamaan,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Kamis (14/7/2022).
Oleh karenanya, melalui program padat karya tersebut, Wali Kota Eri Cahyadi berharap seluruh warga Surabaya bisa bahagia. Namun, sebuah kebahagiaan dikatakannya tak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja.
“Tapi (kebahagiaan) dari semua sisi bisa dilihat. Nah, yang saya inginkan adalah seluruh warga Surabaya bisa mendapatkan penghasilan minimal Rp 4 juta atau yang saya inginkan adalah Rp 7 juta,” tutur Eri Cahyadi.
Tangan besi Eri Cahyadi memakmurkan warga Surabaya terus terlihat hasilnya. Contohnya, Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang tergabung dalam kelompok program Padat Karya pembuatan paving mampu meraup omzet atau pendapatan Rp 6-7 juta per bulan.
Hal ini diakui oleh Kepala Bidang (Kabid) Jalan dan Jembatan Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Surabaya Adi Gunita yang mengatakan, bahwa di wilayah Kecamatan Tambaksari, terdapat dua kelompok usaha padat karya pembuatan paving yang telah terbentuk.
Sekarang ini, kata Adi, produksi paving kedua kelompok ini telah berjalan pasca dua bulan sebelumnya mendapatkan pelatihan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya.
“Dari MBR itu kita lakukan pelatihan terkait dengan produksi paving, dan sudah terbentuk dua kelompok usaha bersama di Kecamatan Tambaksari. Sudah kita lakukan bantuan legalitas juga terkait dengan Nomor Induk Berusahanya (NIB),” ujar Adi Gunita ditemui di Surabaya beberapa waktu lalu, Selasa (20/9/2022).
Contoh lain Rumah Padat Karya di Jalan Nias No 110 Kelurahan Gubeng, Kecamatan Gubeng yang telah diresmikan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi pada Sabtu tanggal 28-Mei-2022.
Aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupa bangunan rumah tersebut, kini dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Rumah padat karya ‘Viaduct by Gubeng’ ini dimanfaatkan untuk pemberdayaan beberapa unit usaha bagi MBR, mulai dari barbershop atau pangkas rambut, coffee shop hingga cuci motor dan mobil.
Kebetulan penulis pernah makan di Viaduct by Gubeng yang nota bene menu makanan, minuman, kopi, snack, berasal dari hasil UMKM warga sekitar Gubeng.
Belum lagi karyawan yang bekerja di Viaduct by Gubeng yang merupakan rumah makan bergaya klasik eksentrik, mayoritas karyawannya adalah warga MBR.
Hal tersebut diakui Camat Gubeng Eko Kurniawan kepada Respublika.my.id (02/09/2022) saat dikonfirmasi keberadaan Viaduct by Gubeng mengatakan, dirinya sangat senang dengan diresmikannya Rumah Padat Karya Viaduct by Gubeng di wilayahnya. Ini merupakan aset Pemkot Surabaya yang diberdayakan secara ekonomis demi kemakmuran warganya.
“ Itu artinya tingkat ekonomi warga diwilayah kami ikut naik, dan banyak karyawan Viaduct by Gubeng berasal dari warga MBR wilayah Kecamatan Gubeng,” jelas Eko, Camat Gubeng.
Selain padat karya dan pemberdayaan UMKM, Eri Cahyadi yang mantan Kepala Bappeko Surabaya ini memiliki ide brilian untuk menciptakan lapangan kerja dan penghasilan warganya, dengan pemberdayaan destinasi wisata salah satunya adalah Romokalisari Adventure Land. Dimana penghuni rusun Romokalisari diberdayakan usahanya dengan membuka stand di lokasi wisata.
Kota Surabaya memiliki destinasi wisata baru bernama Romokalisari Adventure Land. Destinasi wisata yang terletak di Rusun Romokalisari, Benowo tersebut, resmi dilaunching Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pada Minggu (25/9/2022) lalu.
Keberadaan Romokalisari Adventure Land, rupanya tak sekadar sebagai destinasi wisata. Namun, keberadaan wisata ini juga memberi manfaat ekonomi bagi warga setempat, khususnya Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Pada Rabu medio September (28/9/2022) sore, terlihat pengunjung ramai memadati kawasan Romokalisari Adventure Land. Terutama pada sisi stand kuliner Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Satu di antara pelaku UMKM di sana adalah Buseiri (50). Ia terlihat sibuk menyiapkan soto daging dan minuman yang tengah dipesan oleh pengunjung. Sesekali perempuan berkerudung ini juga melempar senyum ramah kepada para pengunjung yang datang.
“Alhamdulillah sekarang lebih maju, penghasilan lebih meningkat. Sekarang meningkat di atas 50 persen,” kata Buseiri.
Warga Rusun Romokalisari, Kecamatan Benowo itu mengaku, sebelumnya ia bersama para pedagang lain di sana juga mendapatkan pelatihan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya. Mulai dari pelatihan olahan makanan, penyajian, hingga manajemen keuangan.
“Saya berterima kasih kepada Bapak Wali Kota Eri Cahyadi. Saya merasa bersyukur, karena dari sebelumnya (omzet) yang biasa-biasa saja, sekarang ini menjadi luar biasa,” ujarnya.
Selain Buseiri, pelaku UMKM lain, Rodiah (41) juga menyatakan hal yang sama. Pedagang olahan ikan asap ini mengakui, bahwa setelah dilaunching pada Minggu (25/9/2022) lalu, sekarang ini pengunjung Romokalisari Adventure Land lebih ramai. “Perkembangannya di sini sekarang sudah ramai. Sangat membantu (perekonomian) kami, terutama bagi warga MBR,” kata Rodiah.
Oleh sebabnya, Rodiah mengaku bersyukur, keberadaan destinasi wisata ini telah membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian keluarganya.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Wali Kota Eri Cahyadi, karena telah membantu perekonomian keluarga kami, terutama warga MBR di Rusun Romokalisari,” tuturnya.
Dikonfirmasi soal program padat karya dan pemberdayaan UMKM, Senin (07/11/22) anggota Komisi B DPRD Kota Surabaya, Alfian Limardi menilai, apa yang dilakukan Walikota Eri Cahyadi menggerakkan program rumah padat karya perlu diacungkan jempol.
Pasalnya, tambah Alfian, dengan padat karya warga MBR yang tadinya tidak memiliki penghasilan dan tentu akan menjadi beban Pemkot Surabaya, saat ini setelah warga mengikuti pelatihan usaha dan di karyakan, kini warga MBR secara bertahap sudah memiliki penghasilan.
“Dengan penghasilannya, maka warga MBR memiliki kemandirian ekonomi, dengan mengikuti pelatihan baik melalui padat karya maupun pelatihan UMKM,” pungkas Alfian.
Perlahan tapi pasti, si tangan besi Eri Cahyadi sebagai panglima tertinggi di lingkungan Pemkot Surabaya mampu menciptakan peluang usaha warganya ditengah pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid-19.
Gerakan masif ‘Gotong Royong’ Walikota Eri Cahyadi membangkitkan ekonomi Surabaya pulih lebih cepat membuahkan hasil, di bawah tangan besi sang pemimpin Kota Surabaya ini. (trs)
Ket. Foto: Dok. Disinfokom Surabaya