Surabaya, Respublika – (21/3), Keluarga besar Terminal Petikemas Surabaya (TPS) yang biasa disebut TPS Familia, antusias mengikuti panen 10 ribu bibit tanaman bakau atau mangrove, sekaligus melakukan penanaman beberapa bibit tersebut di dalam area mangrove TPS.
Direktur Utama TPS, Wahyu Widodo yang ikut serta dalam program panen bibit tersebut menyampaikan bahwa untuk hasil panen mangrove diutamakan akan dilakukan di luar area TPS.
“Hari ini kita akan panen sebanyak 10 ribu bibit mangrove, tapi yang akan kita tanam di area mangrove TPS hanya 1000 bibit saja, sisanya kita akan mengajak teman-teman di Pelindo Group maupun Subholding Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) untuk menamam bersama di area mangrove di luar TPS sebagai bentuk kolaborasi dan sinergi.” ungkap pria yang akrab disapa WW ini, Selasa (22/03/2023).
Bekerja sama dengan dengan Kelompok Tani Mangrove Wonorejo Surabaya dalam hal penataan ekosistem dan pembibitan mangrove, program ini dilaksanakan sejak September 2022 dengan mengoptimalkan area mangrove yang berada di sisi barat jembatan penghubung antara lapangan penumpukan dan dermaga TPS.
Wahyu juga mengungkapkan bahwa TPS ingin menjadikan area mangrove-nya sebagai salah satu sentra pembibitan serta budidaya mangrove yang nantinya dapat mendukung kebutuhan bibit mangrove untuk kegiatan penanaman mangrove yang diselenggarakan oleh Pelindo Group, maupun SPTP selaku induk, masyarakat umum, hingga nilai kebermanfaatannya dapat meluas.
“Ini adalah kali pertama kita melakukan budidaya mangrove, dan Alhamdulillah berhasil, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa program ini akan terus berlanjut”. Ungkap Wahyu.
Kegiatan restorasi mangrove di TPS sejalan dengan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) penataan ekosistem laut dan pesisir sebagai bagian dari pilar lingkungan dalam upaya memulihkan ekosistem mangrove.
Sebelumnya, TPS juga melakukan berbagai kegiatan serupa yang berorientasi kepada lingkungan, yakni program penanaman seribu pohon, dimana saat ini sudah tertanam sebanyak 440 pohon yang tersebar di area TPS dengan berbagai jenis pohon, salah satunya yang paling banyak ditanam adalah pohon tabebuya.
“Banyak pohon, banyak oksigen, kita ingin menghilangkan kesan pelabuhan yang panas dan gersang, sejalan dengan program sustainable port TPS yang menjadi fokus TPS jelang HUT bulan depan”, tambah Wahyu.
Komitmen TPS untuk ikut serta dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan yang selaras dengan amanat Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2018 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau – Pulau Kecil Provinsi Jawa Timur Tahun 2018 – 2038 tentang strategi pengembangan zona pelabuhan yang mensinergikan zona pelabuhan dengan kawasan pemanfaatan lainnya seperti kawasan konservasi dan alur laut, mengingat bisnis TPS yang berada pada sektor maritim. (trs)