Wakil Walikota Armuji Apresiasi Pelindo lakukan Pengerukan Aliran Sungai Pelabuhan Kalimas

Surabaya, Respublika – Banjir rob sebenarnya sudah menjadi problem rutin tahunan. Namun, aliran air dari laut kali ini dirasakan lebih deras. PT Pelindo bakal menata kawasan Pelabuhan Kalimas untuk mencegah adanya genangan.

Banjir rob di pelabuhan terjadi sepekan terakhir. Air tidak saja menggenangi kawasan dermaga. Akses utama menuju Pelabuhan Ujung dan Kalimas juga tertutup air

Sejumlah solusi yang akan ditempuh untuk mencegah banjir rob di pelabuhan. Salah satunya, mengeruk Pelabuhan Kalimas.

GM Kalimas, Terminal Penumpang & Roro, Dhany Rachmad Agustian mengatakan, bahwa Pelindo sudah menormalisasi saluran untuk mencegah genangan. Hanya, debit air yang naik kali ini cukup besar. Naiknya air ke daratan, kata Dany, turut dipengaruhi tingginya aktivitas kapal di pelabuhan.

Dany menuturkan, ada sejumlah solusi yang akan ditempuh untuk mencegah banjir rob di pelabuhan. Salah satunya, mengeruk Pelabuhan Kalimas.

’’Pengerukan tak bisa dilakukan tahun ini. Kegiatan itu mungkin baru berjalan pada 2023,” kata Dany.

Wakil Walikota Surabaya Armuji pada Rabu (25/5) mendatangi Pelabuhan Rakyat Kalimas beserta Pimpinan Pelindo, dirinya menyampaikan Pemerintah Kota Surabaya telah melakukan Pemetaan Wilayah terdampak banjir Rob diantaranya Romokalisari, Kalimas, Kalianak, Kenjeran, Bulak .

 

“Di titik rawan tersebut akan dilakukan pemantauan oleh BPBD kota Surabaya serta Camat dan lurah sehingga bisa melakukan langkah antisipasi,” ungkap Cak Ji sapaan akrab Armuji.

Dirinya juga menyampaika. Peningkatan kewaspadaan di sejumlah pintu air apabila debit air laut meningkat untuk menutup sementara pintu air mencegah luberan air telah dikoordinasikan oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA).

“Saya juga mengapresiasi Pelindo akan melakukan pengerukan di Aliran sungai pelabuhan kalimas, selanjutnya optimalisasi pintu air Petekan dan normalisasi sungai kalimas menjadi pekerjaan pemkot surabaya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Brantas,” kata Armuji.

Dalam tinjaunnya , ia menuturkan bahwa kali ini merupakan kondisi yang pertama setelah puluhan tahun . Sehingga diperlukan langkah ekstra dalam menanggulanginya.(trs)