Surabaya, Respublika – Mendung menyelimuti wilayah barat Surabaya, Senin (3/10). Namun, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat belum ada tanda-tanda musim hujan datang. Yang sedang terjadi saat ini adalah peralihan musim atau pancaroba.
Meski demikian, hujan tetap berpotensi turun. Prakirawan cuaca BMKG Maritim Tanjung Perak Adi Hermanto mengatakan, musim hujan diprediksi terjadi pada November.
’’Sepanjang Oktober ini masih peralihan musim. Tapi, ada kecenderungan cuacanya lebih basah daripada musim kemarau kemarin,” ujarnya, Selasa (04/10/22).
Ada beberapa faktor yang mengakibatkan hujan turun pada masa peralihan musim saat ini. Salah satunya, efek La Nina yang menyebabkan atmosfer lebih basah. Menurut Adi, La Nina mengakibatkan kandungan uap air di atmosfer lebih tinggi. Hal itu menjadi salah satu faktor terbentuknya awan kumulonimbus.
Meski hujan mulai turun, intensitasnya masih rendah. Bisa jadi tidak turun atau terjadi setiap hari. Kalaupun hujan turun, partikel atau butiran air yang jatuh lebih besar dan deras.
Wakil Walikota Surabaya Armuji mengungkapkan bahwa Pemerintah Kota Surabaya tengah melakukan persiapan menghadapi musim hujan diantaranya Pengerjaan saluran atau pemasangan box culvert pada 55 titik di Kota Surabaya berhasil membuat beberapa kawasan rawan banjir, kini sudah tak muncul luapan air.
“ Selain itu kami akan mengecek kesiapan Rumah Pompa dan pengerukan saluran yang ada di kampung – kampung,” kata Armuji.
Selain itu , Di sejumlah tempat dilakukan perantingan Pohon untuk meminimalkan dampak pohon roboh akibat angin kencang. Warga masyarakat juga diminta menginformasikan apabila menemui pohon yang lebat untuk dilakukan perantingan dengan menghubungi lurah , camat setempat atau Call Center 112.
” Untuk pembangunan saluran akan dikebut supaya lekas tuntas sesuai jadwal , kita berharap saat musim hujan datang warga surabaya bisa tenang,” pungkas Cak Ji. (trs)